Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 18:55 WIB | Jumat, 16 September 2016

Romo Magnis Harap Umat Pilih Pemimpin Berprestasi bukan SARA

Budayawan dan pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis Suseno (paling kiri) saat menyampaikan materi di diskusi bertema "DKI Jakarta Menuju Pemilihan Gubernur Yang Bermartabat. Emang Ada Calon Yang Main Rasis?", hari Jumat (16/9), di Grha Oikumene, Gedung Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jakarta. (Foto: Prasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Budayawan dan pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis Suseno, memberi nasihat agar Umat Kristiani saat menyuarakan hak pilihnya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 memilih calon pemimpin berdasar prestasi bukan berdasarkan kepada Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

“Saya mengharapkan orang Katolik memilih gubernur DKI Jakarta tidak karena (calon gubernur pemeluk) Kristen atau Katolik atau Islam atau apapun, tetapi harus melihat dari prestasi,” kata dia saat menjadi pemateri di Diskusi dengan tema "DKI Jakarta Menuju Pemilihan Gubernur Yang Bermartabat. Emang Ada Calon Yang Main Rasis?", hari Jumat (16/9), di Grha Oikumene, Gedung Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI),  Jakarta.

“Jadi jangan memilih yang mesti seagama dengan saya,  jadi ukurannya adalah pakai saja kualitas seseorang,” kata laki-laki yang biasa disapa Romo Magnis tersebut.

Romo Magnis menambahkan umat Kristiani dan agama apapun harus dapat melihat kemampuan calon pasangan pemimpin kepala daerah dapat menjalankan visi dan misi atau tidak. Menurut dia pertimbangan tersebut hendaknya tidak sekadar untuk memilih Gubernur DKI Jakarta saja namun juga dalam memilih pemimpin yang lebih tinggi seperti presiden dan wakil presiden.

“Kalau saya memilih pemimpin saya tidak memilih yang terbaik, namun saya mencegah memilih pemimpin yang terburuk, prinsip ini saya gunakan untuk melawan  kecenderungan golput (golongan putih, abstain),” dia menambahkan.

Menurut Romo Magnis saat ini wajar banyak pihak yang menggulirkan isu SARA karena Provinsi DKI Jakarta adalah kota yang menjadi tolok ukur pemerintahan di Indonesia. “Untuk mengatasi masalah yang sulit di ibu kota yang saya tekankan adalah memilih berdasar kompetensinya,” kata dia.

Romo Magnis mengingatkan dalam memilih pasangan di Pilkada DKI Jakarta pada 2017 mendatang diharapkan memilih pemimpin daerah yang berkomitmen penegakan hak-hak asasi manusia (HAM).

“Saya harus berprinsip orang yang saya pilih adalah orang yang bisa saya percayai dengan tidak menjalankan program pembangunan yang menindas orang miskin dalam masyarakat,” kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home