Loading...
EKONOMI
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:00 WIB | Sabtu, 19 November 2016

Rotan Ramah Lingkungan Selamatkan Hutan

Ilustrasi: seorang peremuan mengerjakan rotan di rumahnya, yang dilakukan dengan tangan di desa Tegalwangi Cirebon. (Foto: dw.com)

CIREBON, SATUHARAPAN.COM -  Industri rotan adalah, sektor industri padat karya yang berbasis manufaktur rumahan. Ratusan ribu pekerja terlibat dalam industri ini. Sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan tangan.

Desa Tegalwangi Kecamatan Weru, Cirebon adalah salah satu sentra kerajinan rotan yang melayani kebutuhan ekspor. Desa-desa di sekitarnya juga hidup dari industri rotan. Kerajinan dari rotan punya tradisi ratusan tahun di wilayah ini.

Desa Tegalwangi, terletak sekitar empat kilometer dari pusat kota Cirebon. Desa ini adalah pusat kerajinan rotan terbesar di Indonesia.

Kepala Desa Asun mengatakan, desa ini dipersiapkan menjadi Kampung Wisata Rotan, yang diprakarsai oleh Yayasan Galmantro, karena hampir setiap rumah tangga di desa Tegalwangi terlibat dalam pengolahan rotan.

Sebelumnya, Industri rotan Indonesia,  sempat terjerembab sampai tahun 2012. Dari sekitar 1200 perusahaan rotan, hanya tersisa 300 perusahaan. Industri lokal ketika itu mengalami kelangkaan bahan baku rotan. Sebagian besar bahan baku yang berkualitas diekspor ke Tiongkok. Masalah lain adalah industri rotan lokal, adalah kelemahan membuat desain. Desain produk biasanya ditentukan oleh para pemesan di luar negeri

Situasi mulai berubah tahun 2012, setelah pemerintah memberlakukan kembali larangan ekspor bahan baku rotan. Dengan bantuan dana dari Uni Eropa, PUPUK (Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil) sejak tahun 2013 menggalang program pengembangan industri rotan PROSPECT Indonesia (Promoting Sustainable Consumption and Production Eco Friendly Rattan Products Indonesia), dan wilayah Cirebon, Jawa Barat, menjadi salah satu pusat industri pengolahan rotan yang menjadi sasaran PROSPECT Indonesia.

Untuk itu, selalu diadakan Pertemuan di Kantor Kuwu Desa Tegalwangi, dengan wakil-wakil dari PUPUK (Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil) dan, PROSPECT Indonesia, pengusaha serta pengurus  asosiasi rotan dan Kepala Desa Tegalwangi.

Melalui program PROSPECT Indonesia, yang sebagian besar didanai oleh Uni Eropa, PUPUK sejak tahun 2013 mengaitkan produk rotan dengan isu perlindungan hutan/lingkungan.Tujuannya untuk menghasilkan produk-produk ramah lingkungan di bawah motto "Rattan for Life".

Hingga kini, lebih dari 80 persen pasokan rotan dunia berasal dari Indonesia. Nilai ekspor rotan per tahun mencapai sekitar 230 juta Euro. Di seluruh Indonesia ada sekitar 500.000 orang yang bekerja secara langsung di sektor industri rotan. (dw.com)

 

 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home