Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 11:41 WIB | Senin, 03 Februari 2014

Rupiah Pagi Stagnan di Posisi Rp 12.056

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin (3/2) pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 12.056 per dolar AS.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa laju rupiah cenderung masih stabil seiring dengan antisipasi pelaku pasar terhadap data ekonomi domestik yang akan dipublikasikan pada hari ini oleh Badan Pusat Statistik.

"Data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia sedang dinanti pelaku pasar keuangan domestik," katanya.

Ia mengharapkan data ekonomi Indonesia dapat menahan sentimen eksternal yang cenderung negatif merespon hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang kembali melakukan pengurangan pembelian obligasi menjadi 65 miliar dolar AS dari sebelumnya 75 miliar per bulan.

Selain itu, lanjut dia, rupiah juga dibayangi imbas terdepresiasi sejumlah mata uang negara berkembang termasuk nilai tukar euro.

"Langkah bank sentral Turki yang diikuti bank sentral Afrika Selatan dengan menaikan suku bunga acuannya hanya berdampak sementara bagi pasar keuangan negara berkembang dan rupiah pun secara tidak langsung ikut terkena imbasnya," katanya.

IHSG

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin dibuka melemah 11,75 poin atau 0,27 persen ke posisi 4.407,01 dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 3,05 poin (0,41 persen) ke level 738,71 mengikuti bursa regional akibat pengurangan stimulus keuangan bank sentral AS (Fed).

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa pergerakan indeks BEI cenderung melemah mengikuti bursa regional disebabkan oleh pengurangan stimulus keuangan AS dalam bentuk `quantitative easing` (QE).

"Laju bursa saham Asia terpengaruh pelemahan bursa saham AS dan Eropa setelah rilis hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan lalu yang memulai `tapering off` menjadi 65 miliar dolar AS per bulan," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar modal domestik juga sedang mengantisipasi rilis data-data makro ekonomi dalam negeri yang akan dipublikasikan Badan Pusat Statistik pada awal pekan ini.

Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah menambahkan di tengah fase awal penarikan stimulus AS, maka prospek produk investasi negara berkembang cenderung kurang menarik.

"Setidaknya asumsi itulah yang dipakai oleh mayoritas investor global," katanya.

Menurut dia, kunci terpentig yang dapat memberikan ketenangan bagi pelaku pasar, stabilitas nilai tukar rupiah yang harus terjaga. Hal itu akan memberikan dukungan positif bagi tren IHSG BEI melaju ke area positif pada pekan ini.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 106,19 poin (0,48 persen) ke level 22.141,61, indeks Nikkei turun 213,01 poin (1,43 persen) ke level 14.701,19 dan Straits Times melemah 29,74 poin (0,98 persen) ke posisi 2.997,66. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home