Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:37 WIB | Jumat, 01 April 2022

Rusia dan Ukraina Menuju Kesepakatan Gencatan Senjata

Para negosiator bertemu di Istanbul. Rusia Janji kurangi operasi militer secara drastis, Ukraina usulkan status netral dengan jaminan internasional.
Rusia dan Ukraina Menuju Kesepakatan Gencatan Senjata
Prajurit Ukraina berjalan melewati bangkai tank Rusia di desa Lukyanivka di luar Kiev, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, Ukraina, pada 27 Maret 2022. (Foto: Reuters)
Rusia dan Ukraina Menuju Kesepakatan Gencatan Senjata
Foto yang disediakan oleh Kepresidenan Turki, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, tengah, memberikan pidato untuk menyambut delegasi Rusia, kiri, dan Ukraina menjelang pembicaraan mereka, di Istanbul, Turki, Selasa, 29 Maret 2022. Wajah pertama- pembicaraan tatap muka dalam dua pekan antara Rusia dan Ukraina dimulai hari Selasa, meningkatkan harapan untuk mengakhiri perang yang telah menjadi konflik berdarah. (Foto: via AP)

ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM-Rusia berjanji untuk secara drastis mengurangi operasi militernya di sekitar Kiev dan kota Chernihiv di Ukraina utara dalam pembicaraan damai di Istanbul, Turki, hari Selasa (29/3). Sementara itu Ukraina mengusulkan status netral dengan jaminan internasional untuk melindunginya dari serangan.

Negosiator Ukraina mengatakan mereka telah mengusulkan status di mana negara mereka tidak akan bergabung dengan aliansi atau pangkalan tuan rumah pasukan asing, tetapi akan memiliki keamanan yang dijamin dalam hal yang mirip dengan "Pasal 5," klausul pertahanan kolektif NATO.

Mereka mengidentifikasi Israel dan anggota NATO, Kanada, Polandia, dan Turki sebagai negara yang dapat membantu memberikan jaminan tersebut.

Usulan itu akan mencakup periode konsultasi 15 tahun tentang status Krimea yang dicaplok Rusia, dan hanya bisa berlaku jika terjadi gencatan senjata lengkap, kata perunding Ukraina kepada wartawan di Istanbul.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin, mengatakan Rusia telah memutuskan untuk mengurangi pertempuran di dekat Kiev dan Chernihiv untuk menciptakan kondisi untuk dialog.

Negosiator top Rusia, Vladimir Medinsky, mengatakan dia akan memeriksa proposal Ukraina dan melaporkannya kepada Presiden Vladimir Putin.

Pembicaraan yang diadakan di Istanbul pada hari Selasa adalah pertemuan tatap muka pertama antara kedua pihak sejak 10 Maret. Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, dan telah gagal untuk merebut kota-kota besar Ukraina setelah menemui perlawanan sengit.

Proposal Ukraina adalah yang paling rinci dan konkret yang telah ditayangkan secara publik oleh Kiev. "Jika kami berhasil mengkonsolidasikan ketentuan-ketentuan utama ini, dan bagi kami ini adalah yang paling mendasar, maka Ukraina akan berada dalam posisi untuk benar-benar memperbaiki statusnya saat ini sebagai negara non-blok dan non-nuklir dalam bentuk netralitas permanen," kata negosiator Ukraina, Oleksander Chaly.

"Kami tidak akan menjadi tuan rumah pangkalan militer asing di wilayah kami, serta mengerahkan kontingen militer di wilayah kami, dan kami tidak akan masuk ke dalam aliansi militer-politik," katanya. Latihan militer akan dilakukan dengan persetujuan negara-negara penjamin.

Para perunding Ukraina mengatakan ada cukup bahan dalam proposal mereka untuk menjamin pertemuan antara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan kepada delegasi di Istanbul menjelang pembicaraan bahwa hasil nyata diharapkan. “Gencatan senjata segera dan perdamaian adalah kepentingan semua orang,” katanya. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home