Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 15:07 WIB | Kamis, 20 Oktober 2016

Rusia Minta Koalisi AS Tidak “Dorong Teroris” ke Suriah

Warga Irak yang melarikan diri dari desa Bajwaniyah, sekitar 30km sebelah selatan Mosul, mendekati pasukan keamanan sambil membawa bendera putih setelah pasukan Irak berhasil membebaskan desa itu dari kelompok ISIS, 18 Oktober 2016. Puluhan ribu tentara Irak berhasil membuat kemajuan di wilayah yang dikuasai ISIS di Mosul dalam serangan yang menurut Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan menjadi "perjuangan yang berat." (Foto: AFP)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Rusia memperingatkan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) untuk tidak mendorong ekstremis dari Irak ke Suriah dalam serangan untuk merebut kembali Mosul dari kelompok ISIS.

“Rasanya penting untuk tidak mendorong teroris dari sebuah negara ke negara lain hanya untuk menghancurkan mereka di tempat itu,” ujar kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov dalam sebuah pernyataan, hari Rabu (19/10).

Dia mengatakan bahwa Rusia berfokus pada “kemungkinan upaya yang dilakukan gerilyawan untuk keluar dari Mosul” dan “dengan bebas meninggalkan kota itu menuju Suriah.”

Serangan yang lama dinanti ke kota terbesar kedua di Irak tersebut dimulai pada Senin dengan bantuan serangan udara dan darat dari koalisi pimpinan AS.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (19/10) berbicara dengan para pemimpin Turki dan Irak melalui sambungan telepon terkait pertempuran di Mosul, tempat pasukan Irak berperang untuk mengusir kelompok ISIS, kata Kremlin.

Putin "berharap tentara Irak dan sekutunya sukses mencapai tujuan mereka," ungkap Kremlin dalam sebuah pernyataan dalam percakapannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Irak Haider al Abadi.

Dia juga memberitahu pemimpin Irak tentang "langkah-langkah yang diambil oleh Rusia untuk meredakan situasi" di kota Aleppo, Suriah.

Pasukan Irak pada Rabu bersiap merebut kembali Qaraqosh, kota dengan penduduk beragama Kristen terbesar di negara itu yang terletak sekitar 15 kilometer di bagian tenggara Mosul, kemajuan penting dalam pergerakan mereka menuju pusat utama ekstremis.

Beberapa pejabat mengatakan bahwa merebut kembali Mosul - dalam operasi militer terbesar Irak dalam beberapa tahun - dapat memakan waktu selama beberapa pekan bahkan berbulan-bulan dan memperingatkan bahwa ratusan ribu warga sipil di kota itu dapat dimanfaatkan sebagai tameng.

Gerasimov mengatakan bahwa satelit militer Rusia, pesawat pengintai dan drone sedang mengawasi kota Irak tersebut. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home