Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 18:55 WIB | Sabtu, 12 Maret 2016

Rusuh, Kampanye Donald Trump Dibatalkan

Para pengunjuk rasa merayakan dibatalkannya kampanye Donald Trump di Chicago, karena alasan keamanan pada 11 Maret 2016 (Foto: telegraph.co.uk)

CHICAGO, SATUHARAPAN.COM - Kampanye Donald Trump pada hari Jumat (11/4) dibatalkan di tengah terjadinya perkelahian antara demonstran penentangnya dan pendukungnya. Munculnya protes dari para demonstran di jalan-jalan menyebabkan situasi dinilai tidak aman.

Pengumuman penundaan unjuk rasa terjadi di tengah protes besar di dalam dan di luar arena kampanye di  University of Illinois di Chicago, menyusul kekhawatiran akan meningkatnya kekerasan secara umum pada kampanye kandidat capres Partai Republik terdepan ini.

CNN melaporkan ratusan demonstran yang berkumpul di satu arena menjelma jadi sebuah protes beberapa saat sebelum Donald Trump muncul. Setidaknya lima bagian di arena itu diisi oleh para demonstran.

 "Trump baru saja tiba di Chicago, dan setelah bertemu dengan penegak hukum, telah memutuskan menunda kampanye malam ini ke waktu lainnya, mempertimbangkan keamanan dan keselamatan puluhan ribu orang yang telah berkumpul di sekitar area," kata  sebuah pernyataan dari tim kampanye Trump.

Beberapa perkelahian antara pendukung Trump dan demonstran masih terlihat setelah pengumuman tersebut, seiring dengan masuknya tim polisi Chicago untuk menertibkan keadaan.

Pendukung Trump masih berada di dalam arena meneriakkan "Kami ingin Trump" setelah acara dibatalkan. Di sisi lain, para pengunjuk rasa berteriak mengejek.

Beberapa pengunjuk rasa ditahan dan dibawa oleh petugas keamanan.

Maria Hernandez, seorang organisator komunitas berusia 25 tahun, langsung menari-nari ketika diumumkan bahwa kampanye Trump dibatalkan.

"Aku belum pernah lebih bangga atas kotaku daripada hari ini," kata Hernandez kepada CNN.

Hernandez, yang hadir di acara itu untuk memprotes Trump, mengatakan kebijakan imigrasi kandidat Partai Republik terdepan ini, mendorongnya untuk muncul dan memprotes acara yang direncanakan Trump.

"Saya memprotes karena saya hitam dan berdarah Meksiko dan saya tidak yakin kemana saya akan dia deportasi, tapi saya berurusan dengan rasisme setiap hari di Chicago dan itu sudah cukup," katanya.

Seorang pendukung Trump mengatakan dia "kecewa" bahwa acara itu ditunda.

"Pengunjuk rasa telah menang sekarang," kata Marlin Patrick, 55 tahun. "Kami hanya merasa seolah-olah para pengunjuk rasa telah mengambil alih."

Debi Patrick, pendukung Trump berusia 53 tahun, mengatakan seharusnya petugas keamanan sudah mengantisipasi keadaan lebih awal. Ia tidak menyalahkan Trump atas kejadian ini karena menurut dia, setiap orang bertanggung jawab atas kelakuannya masing-masing.

Ketika ditanya apakah ia masih akan memilih Trump, ia menjawab, "Pasti, bahkan lebih pasti dari sebelumnya," kata dia.

Menanggapi kejadian itu, Trump mengatakan sebelum ini tidak pernah ada masalah dalam kampanye dirinya.

Trump mengatakan dirinya tidak menyesal atas kejadian ini. Ia menyalahkan pengunjuk rasa yang menurutnya berkelakuan buruk dan kasar.

Donald Trump juga mengelak bertanggung jawab bahwa kerusuhan terjadi karena pidato-pidatonya yang kasar dan rasial.

"Nada bicara saya bukan penyebab kekerasan," kata dia.

"Inti dari pesan saya adalah untuk mengamankan perbatasan kita, sebagai pemilik negeri ini," kata dia.

Pihak berwewenang melakukan lima penangkapan. Salah satu yang ditangkap adalah Sopan Deb, reporter CBS yang meliput kampanye Trump.Dua petugas menderita cedera. Salah seorang terkena pukulan botol di kepalanya.

Ada 300 polisi yang diterjunkan mengamankan keadaan. Namun, tim kampanye Trump mengakui tidak melakukan konsultasi dengan otoritas keamanan sebelum mengadakan kegiatan ini.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home