Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 08:51 WIB | Sabtu, 29 Mei 2021

Satgas: Ada Tren Kenaikan Jumlah Pasien COVID-19 di Pulau Jawa

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito. (Foto: Satgas)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Satgas Penanganan COVID-19 mengingatkan terjadinya tren peningkatan keterisian tempat tidur isolasi di rumah sakit rujukan COVID-19, pasca libur Lebaran.

Memasuki pekan kedua pasca periode libur Idul Fitri, telah terjadi tren kenaikan tingkat keterisian tempat tidur isolasi rumah sakit rujukan COVID-19. Peningkatan ini terlihat di tingkat nasional yang merupakan kontribusi dari lima provinsi dengan kenaikan tertinggi di DKI Jakarta, disusul Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan DI Yogyakarta.

"Peningkatannya menunjukkan variasi, namun trennya terjadi selama 5 - 6 hari terakhir," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, hari Jumat (28/5). Peningkatan keterisian tempat tidur isolasi mulai terlihat dengan membandingkan data pada 20 Mei dan 26 Mei 2021. Peningkatan  secara nasional sebesar 14,2% yakni dari 20.560 menjadi 23.488 tempat tidur.

Peningkatan ini merupakan kontribusi dari lima provinsi, karena mengalami kenaikan BOR (bed occupancy rate) antara 18 - 23% dalam rentang waktu yang sama dengan kenaikan di tingkat nasional.

Di DKI Jakarta keterisian tempat tidur isolasi naik 23,7% dari 3.108 menjadi 3.846, Jawa Barat naik 30,2% dari 3.003 menjadi 3.615, Jawa Tengah naik 23,14% dari 2.567 menjadi 3.161, Banten naik 21,2% dari 816 menjadi 959, DI Yogyakarta naik 18,8% dari 495 menjadi 585 tempat tidur terisi.

"Data ini menandakan terjadi peningkatan kasus pada enam hari terakhir. Ini artinya, peningkatan kasus juga terjadi pada pasien dengan gejala sedang dan berat, sehingga membutuhkan ruang isolasi. Ini adalah alarm keras, terutama provinsi-provinsi di Pulau Jawa," tegas Wiku mengingatkan.

Dijelaskan bahwa data-data yang disampaikan saat ini belum menggambarkan sepenuhnya perkembangan pada pekan kedua paska Idul Fitri. Namun, data penambahan kasus positif, kasus aktif, mobilitas penduduk, serta keterisian ruang isolasi, sudah menunjukkan adanya kenaikan.

Data ini juga menegaskan bahwa provinsi-provinsi di Pulau Jawa adalah kontributor terbesar penambahan kasus positif tingkat nasional. Dan provinsi-provinsi ini harus melakukan konsolidasi penanganan dengan baik antar jajaran pimpinan daerah. Agar Pulau Jawa dapat menjadi kontributor perbaikan perkembangan kasus di tingkat nasional.

"Manfaatkan forum komunikasi pimpinan daerah lintas wilayah tingkat provinsi, kabupaten/kota agar dapat menghasilkan strategi pengendalian yang efektif," kata Wiku.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home