Sepertiga Wilayah Pakistan Terdampak Banjir, Dan Mungkin Meluas
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Angkatan bersenjata Pakistan telah menyelamatkan 2.000 orang lagi yang terdampar oleh meningkatnya air banjir, kata mereka pada hari Jumat (2/9). Pakistan mengalami bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim yang telah membuat banjir besar pada sekitar sepertiga dari negara Asia Selatan, dan wilayah yang terdampak masih terus bertambah.
Rekor hujan monsun dan gletser yang mencair di pegunungan utara membawa banjir yang telah menewaskan sedikitnya 1.208 orang, termasuk 416 anak-anak, kata Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) Pakistan.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah meminta bantuan sebesar US$ 160 juta untuk membantu mengatasi apa yang dikatakannya sebagai “bencana iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya” ketika angkatan laut Pakistan menyebar ke pedalaman untuk melakukan operasi bantuan di daerah-daerah yang sekarang menyerupai laut.
Di distrik Dadu di Sindh, salah satu provinsi yang paling parah terkena dampak, beberapa desa terendam air setinggi 11 kaki (3,35 m), menurut Bashir Khan, seorang penduduk setempat yang berhubungan dengan orang-orang yang tersisa di daerah tersebut.
"Rumah saya terendam air, saya telah meninggalkan tempat saya empat hari lalu bersama keluarga saya," katanya kepada Reuters.
Di Mehar yang bertetangga, penduduk sedang membangun tanggul dalam upaya mencegah air banjir memasuki kota, katanya.
Angkatan Laut menerbangkan lebih dari 150 orang dari desa-desa di Dadu pada hari Kamis, katanya dalam sebuah pernyataan.
Pada hari Jumat, militer mengatakan telah mengevakuasi sekitar 50.000 orang, termasuk 1.000 melalui udara, sejak upaya penyelamatan dimulai.
"Selama 24 jam terakhir, 1.991 orang yang terdampar telah dievakuasi," kata angkatan bersenjata dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa hampir 163 ton pasokan bantuan juga telah dikirim ke korban banjir.
Beberapa penerbangan bantuan kemanusiaan akan tiba pada hari Jumat dari negara-negara Timur Tengah seperti Qatar dan Uni Emirat Arab, kata kantor luar negeri Pakistan.
Pejabat cuaca memperkirakan lebih banyak hujan dan banjir bandang di bulan September, dengan wilayah selatan bersiap menghadapi gelombang air dari Sungai Indus.
Sindh telah meminta kamp-kamp bantuan untuk mengerahkan dokter perempuan dan petugas medis tambahan, untuk memastikan perawatan yang memadai karena lebih banyak perempuan hamil dan ibu muda mengungsi karena banjir.
Pakistan menerima hampir 190 persen lebih banyak curah hujan daripada rata-rata 30 tahun di kuartal ini dari Juni hingga Agustus, dengan total 390,7 mm (15,38 inci). (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kenali Gejala Lupus
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Univers...