Serangan ISIS Menewaskan 15 Warga Sipil di Afghanistan
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Orang-orang bersenjata membunuh sekelompok warga sipil di Afghanistan tengah pada hari Kamis (12/9), kata kementerian dalam negeri, dalam serangan yang diklaim oleh cabang ISIS setempat.
"Lima belas (Muslim) Syiah (tewas dan enam lainnya terluka dalam serangan yang dilakukan oleh tentara kekhalifahan di Afghanistan tengah," kata sayap media ISIS, Amaq, dalam sebuah pernyataan.
Serangan di Afghanistan telah menurun drastis sejak Taliban mengakhiri pemberontakan mereka ketika mereka merebut kekuasaan pada tahun 2021, tetapi sejumlah kelompok bersenjata, termasuk ISIS-Khorasan regional, tetap menjadi ancaman.
"Orang-orang bersenjata tak dikenal telah melepaskan tembakan dan telah membunuh warga sipil," Abdul Matin Qani, juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan kepada AFP, menambahkan rincian lebih lanjut tentang serangan di provinsi Daykundi akan diumumkan kemudian.
Seorang sumber di provinsi tersebut yang tidak dapat diidentifikasi karena alasan keamanan mengatakan kepada AFP bahwa 14 orang telah tewas dan sedikitnya empat orang terluka.
Sumber tersebut mengatakan bahwa sekelompok orang telah berkumpul untuk menyambut para peziarah yang kembali dari Karbala di Irak, sebuah tempat suci Syiah.
Situs web media lokal TOLOnews melaporkan jumlah korban tewas sebanyak 14 orang, menurut sumber tersebut.
Seorang pejabat di sebuah rumah sakit di kota Nili, ibu kota Provinsi Daykundi mengatakan bahwa staf telah disiagakan. “Mereka diberitahu untuk bersiap menerima dan merawat yang terluka,” katanya kepada AFP dengan syarat anonim.
ISIS-Khorasan, atau ISIS-K, adalah cabang kelompok tersebut di Afghanistan, “Khorasan” merujuk pada wilayah historis yang meliputi sebagian wilayah Iran, Afghanistan, dan Asia Tengah.
Cabang regional ISIS memiliki sejarah menargetkan kaum Syiah yang mereka anggap sesat tetapi juga merupakan saingan Taliban, yang memiliki ideologi Sunni yang keras.
Pemerintah Taliban telah berulang kali mengecilkan ancaman yang ditimbulkannya. Awal bulan ini, kelompok tersebut mengklaim melakukan serangan bunuh diri di ibu kota Afghanistan yang menewaskan enam orang.
Mereka juga mengatakan berada di balik serangan yang menargetkan wisatawan di Afghanistan pada bulan Mei yang menewaskan enam orang, termasuk tiga orang asing.
Dan pada bulan Maret, ISIS menunjukkan kemampuannya yang lebih luas dengan menyerang gedung konser Moskow dan menewaskan 145 orang.
Seorang pejabat kontraterorisme PBB memperingatkan bulan ini bahwa ISIS-K menimbulkan ancaman teroris eksternal terbesar bagi Eropa, setelah "meningkatkan kemampuan finansial dan logistiknya dalam enam bulan terakhir".
Juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan kekhawatiran yang muncul "didorong oleh propaganda" dan bahwa kelompok itu telah "sangat melemah" di Afghanistan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...