Serangan Kereta di Jerman Mungkin oleh Remaja Pakistan, Bukan Afganistan
WUERZBURG, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Jerman meragukan bahwa seorang remaja yang menyerang dengan kapak pada kereta api di Bavarian benar-benar seorang pengungsi dari Afghanistan. Pada hari Rabu (20/7) pemerintah mengatakan mungkin dia berasal dari Pakistan.
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) yang merilis sebuah video pada hari Selasa menampilkan remaja berusia 17 tahunitu. Dia ditembak mati oleh polisi setelah serangan di kereta api yang melukai lima orang, dua dari mereka dalam keadaan kritis.
Sumber yang dekat dengan keamanan Jerman, menurut laporan AFP, sekarang berpikir bahwa dia mungkin berpura-pura sebagai orang Afghanistan ketika tiba di Jerman pada tahun 2015. Pengakuan itu agar berkesempatan mendapatkan suaka, menurut laporan televisi ZDF.
Dalam video ISIS pemuda berbicara menggunakan frasa dari dialek Pashto diucapkan di masyarakat Pakistan, bukan Afghanista. Para ahli menunjukkan bahwa aksennya juga jelas Pakistan, kata ZDF. Sebuah dokumen Pakistan juga ditemukan di kamarnya.
Nama yang dia digunakan dalam video adalah Mohammed Riyadh, dan ini tidak sesuai dengan nama dia terdaftar di Jerman, Riaz Kahn, menurut televisi itu.
Pihak berwenang sebelumnya mengatakan mereka menemukan bendera ISIS yang dilukis dengan tangan, dan sebuah surat bunuh diri di antara barang-barang milik penyerang.
"Pelaku serangan penusukan di Jerman adalah salah satu pejuang Negara Islam," kata kantor berita yang terkait ISIS, Amaq, seperti dikutip AFP.
Polisi namun juga menemukan surat perpisahan kepada ayahnya dan mengatakan umat Islam di dunia "harus membela diri". "Sekarang berdoa bagi saya bahwa saya bisa membalas dendam pada korang tak beriman, berdoa untuk saya bahwa saya bisa masuk surga," menurut surat itu.
Jaksa juga mengatakan dia berteriak "Allahu akbar" tiga kali ketika mulai menyerang. Seorang saksi mata mengatakan kepada kantor berita DPA bahwa kereta api yang telah membawa sekitar 25 penumpang itu penuh darah, "seperti rumah jagal".
Di antara lima korban adalah empat orang dari keluarga Yau, wisatawan asal Hong Kong. Dua dari mereka dalam perawatan intensif.
WHO dan 50 Negara Peringatkan Serangan Ransomware pada Rumah...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sekitar 50 negara mengeluarkan peringatan ...