Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 14:06 WIB | Jumat, 15 Agustus 2014

Serangan NIIS, Genoside Ke-73 bagi Yazidi?

Warga Yazidi mengungsi dari kota Sinjar akibat serangan NIIS di Irak utara. (Foto: AFP)

SATUHARAPAN.COM – Orang-orang Yazidi di Irak utara adalah di antara orang-orang yang paling diburu oleh Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) atau ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), selain komunitas Kristen,  Muslim Syiah, Turkmen, dan Shabak di wilayah Irak utara.

Puluhan ribu Yazidi sekarang mengungsi ke pegunungan di Sinjar, Irak bagian utara, dalam keadaan kekurangan makan dan minuman, tanpa tempat tinggal, bahkan menghadapi suhu udara tinggi yang hampir mencapai 50 derajat Celsius.

Siapakah  kaum Yazidi, dan mengapa  mereka diburu oleh ISIS? Komunitas ini sering juga disebut sebagai Yezidi, Daasin atau Ezidi, dan merupakan komunitas etnoreligius yang berbahasa Kurdi. Mereka mempraktikkan agama  sinkretis yang dipengaruhi oleh Assyirian pra-Islam, Sufi, Syiah Islam, Kristen Nestorian, dan Zoroastrianisme.

Menurut Sabrin Kassem (23 tahun) seorang aktivis Yazidi yang berbasis di Seattle, Washington, Amerika Serikat, seperti dikutip Huffington Post, Yazidi memang sudah biasa disalahpahami oleh pihak lain. “Kami dipandang sebagai penyembah setan, dan ini adalah alasan besar mengapa kami dibenci dan diserang oleh orang lain yang ingin menyingkirkan kami,” kata dia.

Kassem mengatakan bahwa komunitasnya adalah salah satu yang tertua di Irak utara. “Agama yang damai dan tidak memiliki masalah, kami bertahan dengan identitas kami dan menghargai setiap manusia di bumi,” kata dia.

Populasi Yazidi

Berbagai media menyebutkan bahwa komunitas Yazidi sekarang sekitar 700.000 jiwa secara global. Mereka tinggal terutama di Irak bagian utara, dan kota Sinjar adalah pusat warga Yazidi. Wilayah itu sekarang dikuasai oleh NIIS, dan sebagian besar Yazidi mengungsi ke pegunungan batu di wilayah itu.

Orang Yazidi juga ada di Iran, Turki, dan Suriah, dan banyak yang bermigrasi ke Eropa dan Amerika, terutama dimulai pada Perang Teluk yang pertama.

Serangan NIIS setidaknya telah membunuh sekitar 500 orang Yazidi. Data dari lembaga Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebutkan sekitar 130.000 warga Yazidi mengungsi di wilayah Dohuk, Sinjar, Kurdistan dan Irbil.

Meskipun keyakinan mereka juga memiliki akar pada tradisi pra-Islam, komunitas Yazidi meyakini imam mereka, Sheikh Adi bin Musafir dianggap sebagai pendiri Yazidi. Dia adalah seorang pengkotbah Sufi yang meninggal pada 1162. Makamnya di Lalish, dekat Mosul merupakan situs ziarah penting bagi Yazidi.

Menurut The Guardian, pada tahun 2007, ratusan orang Yazidi terbunuh dalam serangan bom  mobil di kota mereka. Bulan Sabit Merah Irak menyebutkan mereka yang meninggal sebanyak 800 orang, dan merupakan peristiwa paling mematikan setelah invasi Amerika Serikat pada 2003. Sekarang diperkirakan ada 15 persen dari komunitas  Yazidi ada di luar negeri.

Yazidi Menyembah Setan?

Sebagai kelompok etnoreligius, Yazidi memiliki keyakinan monoteisme. Mereka percaya alam semesta diciptakan oleh Allah, dan mereka juga keturunan langsung dari Adam,  serta semua manusia berasal dari Adam dan Hawa. Allah mempercayakan ciptaannya kepada  tujuh malaikat yang dipimpin oleh Melek Tawwus atau Peacock Angel (Malaikan Merak). Melek Tawwus itu yang bertugas mengisi dunia dengan flora dan fauna.

Yazidi tidak percaya pada neraka, dan menyakini setiap manusia memiliki kebaikan dan keburukan, dan memiliki pilihan bebas atas godaan dari luar. Mereka juga percaya pada pemurnian jiwa, dan meyakini ketujuh malaikan kadang-kadang berinkarnasi dalam bentuk manusia. Seikh Adi bin Musafir adalah salah satu yang dianggap sebagai reinkarnasi Melek Tawwus.

Menurut keyakinan Yazidi, Allah pernah meminta para malaikat untuk bersujud pada Adam, tetapi Melek Tawwus menolak, karena hanya akan bersujud kepada Allah. Dia kemudian dilemparkan ke neraka hingga air mata dan penyesalannya memadamkan api neraka baginya. Dia didamaikan dengan Allah, dan kemudian menjabat sebagai perantara manusia dan Allah.

Keyakinan ini yang memiliki kemiripan dan perbedaan dengan Islam tentang setan. Menurut Islam setan adalah malaikan yang menolak sujud kepada Adam, dan karenanya dibuang dari surga dan sekarang menjadi setan yang menggoda manusia untuk menjadi jahat.

Melek Tawwus yang sering dikacaukan dengan setan ini yang membuat Yazidi dianggap sebagai penyembah setan, terutama oleh kaum Muslim dan juga Kristen. Mattew Barber, dari Universitas Chicago yang mempelajari Yazidi, mengatakan bahwa narasi Yazidi yang milip dengan narasi tentang setan dalam Islam, yang membuat mereka “difitnah sebagai penyembah setan.”

Ibadah Yazidi

Orang Yazidi berdoa pada pagi, ketika matahari terbit, siang hari, dan sore ketika matahari tenggelam. Hari Rabu adalah hari suci mereka, dan hari Sabtu mereka istirahat. Menurut The Guardian, mereka juga mempraktikkan pernikahan endogami (pernikahan di antara warga etnis yang sama).

Mereka juga mempraktikkan sunat meskipun tidak diharuskan oleh keyakinan mereka, dan melakukan baptis bagi anak-anak ketika lahir.

Genosida ke-73?

Yazidi telah mengalami serangan yang cukup banyak oleh sentimen sektarian. The Guardian menyebutkan bahwa pada abad ke 18 dan ke-19, di bawah kekuasaan Ottoman yang berpusat di Turki, Yazidi mengalami 72 kali pembantaian yang merupakan serangan genosida (pembersihan etnis). Hal itu termasuk ketika pembantaian terhadap Armenia oleh Ottoman pada awal abad ke-20, dan juga amukan penaklukan oleh Mongol.

Pengalaman sejarah yang mengerikan ini, membuat ketika NIIS menyerang, mereka menjadi sangat ketakutan.  Vian Dakhil, seorang perempuan anggota parlemen Irak dari komunitas Yazidi dengan pilu bersuara meminta agar masyarakatnya ditolong dari serangan NIIS. “Selamatkan kami! Selamatkan kami!” kata dia kepada parlemen Irak.

Sejarah panjang dengan pembantaian yang didasarkan pada tuduhan sebagai “penyembah setan” telah menghantui kaum Yazidi. Serangan oleh NIIS sangat jelas menargetkan kaum ini. Kekhawatiran yang besar atas kemungkinan terjadinya genosida kembali pada mereka itu yang mendorong Amerika Serikat terlibat menyerang NISS.

Anggota parlemen Irak dari Yazidi, Haji Ghandour, kepada Washington Post bahkan mengatakan, “Dalam sejarah kami, kami telah menderita 72 kali pembantaian. Kami khawatir (serangan terhadap) Sinjar menjadi yang ke-73.” (dari berbagai sumber)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home