Serangan Pesawat Nirawak Ukraina, Depot Minyak Rusia Terbakar Selama Tiga Hari
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang Rusia berjuang keras pada hari Selasa (20/8) untuk memadamkan kebakaran besar di wilayah Rostov selatan selama tiga hari berturut-turut setelah sebuah depot minyak diserang oleh pesawat nirawak Ukraina saat pasukan Ukraina bergerak maju ke wilayah Kursk, Rusia.
Kebakaran di depot di kota Proletarsk membakar area seluas 10.000 meter persegi, menurut kantor berita pemerintah Rusia. Ada 500 petugas pemadam kebakaran yang terlibat dalam operasi tersebut, dan 41 dari mereka telah dirawat di rumah sakit karena luka-luka, menurut kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS, mengutip pejabat setempat.
Staf Umum Angkatan Darat Ukraina mengaku bertanggung jawab pada hari Minggu (18/8) atas serangan terhadap depot minyak tersebut, yang digunakan untuk memasok kebutuhan tentara Rusia, dengan menyebutnya sebagai tindakan "untuk melemahkan potensi militer dan ekonomi Federasi Rusia."
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan serangan berani ke Kursk telah memungkinkan pasukannya untuk menangkap sejumlah besar tahanan yang dapat digunakan sebagai ganti warga Ukraina yang ditangkap, memperluas tujuan Kiev untuk misi yang diluncurkan dua minggu lalu.
Sebelumnya ia mengatakan bahwa Ukraina berusaha menciptakan zona penyangga yang dapat mencegah serangan lebih lanjut oleh Moskow di seberang perbatasan, terutama dengan artileri jarak jauh, rudal, dan bom luncur.
"Secara keseluruhan, operasi (Kursk) ini menjadi investasi terbesar kami dalam proses pembebasan pria dan wanita Ukraina dari penahanan Rusia," kata Zelenskyy kepada para diplomat pada hari Senin, menurut sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Telegram pada sore hari. "Kami telah menangkap jumlah tahanan Rusia terbesar dalam satu operasi."
Zelenskyy mengatakan tentara Ukraina telah merebut 1.250 kilometer persegi (480 mil persegi) dan 92 permukiman di wilayah Kursk Rusia.
Serangan Ukraina ke Kursk, serangan terbesar terhadap Rusia sejak Perang Dunia II, telah mengungkap kerentanan Rusia.
“Tindakan defensif kami di seberang perbatasan, serta ketidakmampuan (Presiden Rusia Vladimir) Putin untuk mempertahankan wilayahnya, sangat jelas,” kata Zelenskyy. “Pertahanan proaktif kami adalah perlawanan paling efektif terhadap teror Rusia, yang menyebabkan kesulitan signifikan bagi agresor.”
Serangan Rusia di Donbas
Namun, saat ia memuji keberhasilan di Kursk, pasukannya menghadapi situasi suram di wilayah Donbas, tempat Rusia menyerang kota Pokrovsk dan memaksa pasukan Ukraina mundur dan warga sipil Ukraina meninggalkan rumah mereka.
Enam bulan perjuangan Rusia yang tak kenal lelah di wilayah Donetsk Ukraina setelah merebut Avdiivka telah menghabiskan banyak biaya untuk pasukan dan persenjataan Ukraina. Para pembela Ukraina tidak punya pilihan selain mundur dari posisi yang hancur berkeping-keping oleh artileri, rudal, dan bom Rusia.
Pokrovsk adalah salah satu benteng pertahanan utama Ukraina dan pusat logistik utama di wilayah Donetsk. Perebutannya akan membahayakan kemampuan pertahanan dan rute pasokan Ukraina dan akan membawa Rusia lebih dekat ke tujuannya untuk merebut seluruh wilayah Donetsk.
Rusia menginginkan kendali atas seluruh bagian Donetsk dan wilayah tetangga Luhansk, yang bersama-sama membentuk kawasan industri Donbas. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...