Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 11:21 WIB | Sabtu, 21 April 2018

Seruan bagi Hari Bumi: Tinggalkan Penggunaan Sedotan

Ilustrasi. Molly Steer, 10 tahun, menjalankan kampanye Straw No More selama satu tahun dan meyakinkan lebih dari 90 sekolah di Australia dan luar negeri untuk menyingkirkan sedotan plastik. (Foto: Dok satuharapan.com/cairnspost.com.au)

LONDON, SATUHARAPAN.COM – Inggris mengusulkan larangan penggunaan sedotan plastik sekali pakai. Menjelang peringatan Hari Bumi pada hari Minggu (22/4) ini, para aktivis meminta semua orang untuk mengikuti langkah tersebut dan meninggalkan penggunaan sedotan.

Sedotan dan pengaduk plastik termasuk di antara 10 jenis benda terbanyak yang ditemukan dalam kegiatan pembersihan wilayah pesisir di seluruh dunia, seperti disebutkan organisasi nirlaba Ocean Conservancy. Organisasi ini telah melakukan kegiatan tahunan pemungutan sampah itu selama 30 tahun lebih, seperti dapat dibaca di laman resminya, oceanconservancy.org.

Organisasi itu, seperti dilansir VOA, menyatakan laut dikotori oleh 150 juta ton sampah plastik, yang menyumbat pesisir, menjerat satwa liar, dan bahkan mengotori tanah yang jauh dari kawasan permukiman manusia.

Dalam Pertemuan Kepala-kepala Pemerintahan Persemakmuran di London hari Kamis (19/4), Perdana Menteri Inggris Theresa May mengumumkan rencana untuk melarang sedotan plastik, alat pengaduk, dan korek telinga dari kapas. May meminta negara-negara Persemakmuran lain melakukan hal sama.

Melewatkan penggunaan sedotan saja tidak akan menyelesaikan masalahnya, kata Nick Mallos, Direktur Program Laut Bebas Sampah di Ocean Conservancy. “Tetapi ini merupakan tindakan nyata yang kita semua sebagai individu dapat lakukan agar membuahkan hasil,” ujarnya.

“Ini juga berkaitan dengan perubahan sikap yang terjadi sewaktu kita mulai berpikir, ‘Oh, saya tidak perlu sedotan’,” lanjut Mallos, seperti dikutip dari voaindonesia.com.

“Ini berlanjut ke aspek-aspek lain dalam pengambilan keputusan sebagai konsumen. Mungkin setelah meninggalkan sedotan menjadi kebiasaan, kita memikirkan langkah berikutnya yang akan diambil untuk mengurangi sampah,” katanya.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home