Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 10:23 WIB | Minggu, 26 Desember 2021

Setelah 30 Tahun, Gereja di Kashmir Selenggarakan Ibadah Natal

Pemandangan bagian dalam gereja Saint Luke pada hari pembukaannya kembali pada 22 Desember 2021. (Foto: Letnan Gubernur Jammu dan Kashmir, Manoj Sinha/Twitter)

NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-:Gereja St. Luke yang berusia 125 tahun di Kashmir yang dikuasai India, yang tertua di wilayah itu, mengadakan ibadah Natal untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir pada hari Sabtu (25/12) setelah gedung dibuka kembali untuk umum awal pekan ini.

Umat ​​Kristen di wilayah tersebut telah menuntut restorasi gereja sejak 2016. Pekerjaan renovasi dimulai pada tahun 2019 oleh departemen pariwisata Jammu dan Kashmir, dan menelan biaya sekitar US$ 80.000.

India adalah rumah bagi salah satu komunitas Kristen tertua dan terbesar di Asia, dengan lebih dari 30 juta penganut. Berita pembukaan kembali gereja muncul di tengah laporan media tentang penganiayaan yang meluas terhadap komunitas Kristen di sana.

The New York Times melaporkan bahwa warga anti Kristen menyerang desa-desa, menyerbu gereja, membakar literatur Kristen, menyerang sekolah dan menyerang jamaah.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah di Kashmir karena merenovasi dan memulihkan gereja,” kata Pendeta Eric Tarsem, kepala imam, kepada Arab News pada hari Sabtu. “Kami sebagai seluruh masyarakat sangat senang. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan.”

Batu fondasi Gereja St. Luke, yang terletak di daerah Dalgate di kota Srinagar, diletakkan oleh saudara Earnest dan Arthur Neve pada 12 September 1896.

Merekalah yang pertama kali memperkenalkan pengobatan modern di Kashmir, dan vaksinasi untuk kolera dan cacar pada akhir abad ke-19. Mereka juga mendirikan Rumah Sakit Misi Kashmir pada tahun 1888.

Gereja ditutup pada awal 1990-an ketika pemberontak melancarkan serangan bersenjata melawan pemerintahan New Delhi di satu-satunya wilayah mayoritas Muslim di India.

Kashmir telah menjadi pusat ketegangan antara India yang mayoritas Hindu dan Muslim Pakistan selama beberapa dekade, dan penyebab dua dari tiga perang antara tetangga bersenjata nuklir itu. Kedua negara mengklaim wilayah tersebut secara penuh, tetapi masing-masing hanya menguasai sebagian.

Pada hari Sabtu, hanya tiga hari setelah gereja dibuka kembali, lebih dari 100 orang berkumpul di sana untuk memanjatkan doa Natal.

“Pembukaan gereja sangat berarti bagi kami,” kata Grace Palijor, seorang Kristen generasi keempat di Srinagar, mengatakan kepada Arab News. “Ini adalah pengakuan bahwa misionaris Kristen telah melayani dan mengembangkan negeri ini selama ini.”

Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengirim ucapan selamat Natal kepada orang-orang Kristen di negara itu, dai men-tweet: “Salam Natal untuk semua orang! Kita mengingat kehidupan dan ajaran mulia Yesus Kristus, yang sangat menekankan pelayanan, kebaikan, dan kerendahan hati. Semoga semuanya sehat dan sejahtera. Semoga ada harmoni di sekitar kita.”

Palijor, yang mengelola sebuah sekolah di Srinagar dan bernyanyi dalam paduan suara di St. Luke's pada hari Sabtu, menyebut pembukaan kembali gereja sebagai "pertanda baik" untuk Kashmir. “Kami merasa diterima di masyarakat,” katanya. “Ini adalah sikap yang sangat baik dan membawa harapan dan kedamaian, terutama di musim perayaan Natal.”

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home