Loading...
INSPIRASI
Penulis: Hananto Kusumo 04:23 WIB | Minggu, 11 Desember 2016

Setia Menempuh Panggilan

Tak ada pemenang yang melalui proses pemenuhan panggilan itu secara mudah. Jika dijalani, maka ia sedang menuju tujuan.
Proses kehidupan (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM –  Yesus memanggil para muridnya bukan untuk berpangku tangan, untuk berpesta pora, atau untuk berkipas-kipas di istana raja.  Yesus memanggil para murid-Nya untuk menyangkal diri mereka masing-masing, memikul salib mereka masing-masing, dan mengikuti panggilan-Nya. Yesus menyadari bahwa ada banyak orang yang mengaku murid-Nya, namun di tengah jalan menolak jalan-Nya yang berkerikil, terjal, dan melalui penderitaan bahkan pengorbanan. Tanpa basa-basi, Yesus berkata, ”Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Mat. 11:6).

Mengasihi semua orang, termasuk yang memusuhi, memang tak selalu mudah, apalagi berkorban (yang dikenal sebagai kasih agape). Menjalani hidup seperti itu bisa berarti memikul beban yang berat, menanggung sakit meski tak bersalah, melalui kegagalan-kegagalan yang tidak sedikit, dan melalui proses belajar sepanjang hidup.

Namun ingat juga: ”Seorang atlet binaraga harus mengangkat beban berulang-ulang agar dapat memiliki tubuh yang prima. Seorang ibu yang baru melahirkan anak akan bersukacita atas anaknya meski melalui rasa sakit. Seorang sarjana melalui pendidikannya dengan koreksi dari kesalahan-kesalahannya dalam proses belajarnya. Siapa pun yang hendak mencapai tujuan harus menjalani prosesnya.”

Yohanes Pembaptis menyampaikan kesaksian bahwa Yesus adalah Kristus (Mesias/Ratu Adil), yang akan membaptis dengan roh dan api. Namun, rupanya ia tak menyadari bahwa ”baptisan api” itu adalah proses pemurnian (seperti memurnikan logam emas), penyucian dan pematangan karakter melalui penderitaan. Yohanes Pembaptis itu menerima panggilan dari Tuhan, sayangnya ia (sempat) bimbang dan gamang, saat ia teraniaya. Yesus menunjukkan bahwa Ia Mesias (Ratu Adil) justru dengan menolong yang sakit dan lemah. Dalam sikap yang rendah hati dan penuh penyangkalan diri, kuasa Tuhan justru menjadi besar di dalam diri Yesus: orang yang miskin, tuli, bahkan sakit kusta, ditolong-Nya secara luar biasa.

Setiap orang dipanggil Yesus untuk mengasihi, melayani, dan rela berkorban Tak ada pemenang yang melalui proses pemenuhan panggilan itu secara  mudah. Jika proses itu dijalani, ia sedang menuju tujuan: demi keselamatan orang lain. Namun, seberapa banyakkah yang setia?

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home