Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:59 WIB | Jumat, 15 Juli 2016

#SharkAwarenessDay Bersatu Menjaga Populasi Hiu

Ilustrasi tangkapan sampingan (bycatch) ikan hiu di perairan sekitar Pulau Sermata. (Foto: wwf.or.id/Fakhrizal Setiawan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Media sosial diramaikan dengan tagar #SharkAwarenessDay pada hari Kamis (14/7). Tanggal tersebut memang didedikasikan sebagai  “Shark Awareness Day”, untuk menarik perhatian publik akan pentingnya menjaga populasi hiu, demikian disampaikan Natalia Trita Agnika Marketing Content WWF-Indonesia yang dikutip  dari situs wwf.or.id di Jakarta pada hari Kamis (14/7).

Ia mengatakan, mengapa populasi hiu perlu dijaga? Sebagai predator teratas, hiu memiliki peran penting dalam siklus ekosistem laut. Satwa karismatik ini mengendalikan populasi hewan laut dalam rantai makanan. Populasi hiu yang sehat menjadi jaminan terjaganya kelimpahan ikan-ikan konsumsi manusia.

“Penangkapan besar-besaran terhadap hiu, menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan dalam ekosistem laut. Ikan-ikan karnivora yang biasanya dimangsa oleh hiu akan bertambah banyak sehingga ikan-ikan kecil akan menurun jumlahnya secara drastis.”   

Ia menambahkan, akibatnya, alga yang biasa dimakan oleh ikan-ikan kecil akan bertambah banyak dan mengganggu kesehatan karang.  Ketika karang rusak, ikan-ikan kecil terancam punah, demikian pula ikan-ikan besar. Dengan kata lain, berkurangnya populasi hiu dalam jumlah banyak akan berdampak negatif bagi ketahanan pangan.

Salah satu penyumbang penyebab menurunnya populasi hiu adalah penangkapan untuk konsumsi, terutama perburuan untuk siripnya. Pada tahun 2014, konsumsi sirip hiu di restoran di Jakarta terhitung setidaknya 15.000 kg per tahun.

Banyak produk berbahan sirip ikan hiu itu, didapatkan melalui proses keji yang disebut shark finning, hiu yang ditangkap akan dipotong siripnya dalam keadaan hidup, kemudian hiu tanpa sirip akan dibuang ke laut. Hiu tersebut perlahan-lahan akan mati tenggelam.

Agus Dermawan, Plt. Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan dalam sebuah talkshow di Kantor Berita Radio (KBR) tentang #sharkawarenessday pada Rabu (13/07), mengatakan, bahwa Indonesia masuk dalam daftar 10 negara penangkap hiu. Dwi Ariyoga Gautama,  Koordinator Konservasi Bycatch and Shark WWF-Indonesia mengatakan, bahwa tangkapan hiu terbesar justru oleh kapal-kapal industri sebagai hasil tangkapan sampingan (bycatch).

Berbagai upaya pun dilakukan terkait penyelamatan hiu. WWF-Indonesia mengimbau nelayan untuk tidak menggunakan kawat baja pada tali cabang rawai tuna, demi mengurangi tangkapan sampingan (bycatch) hiu pada armada rawai tuna, dan melakukan advokasi pelaksanaan Rencana Aksi Nasional atau National Plan of Action Pengelolaan Hiu yang berkelanjutan melalui pendekatan ekosistem.

Kebijakan dari pemerintah juga sangat diharapkan dalam perlindungan populasi hiu. “WWF menyarankan untuk menghentikan praktik shark finning di sektor perikanan, mendorong pelarangan penangkapan anakan hiu, perlunya pengelolaan wilayah habitat penting hiu seperti lokasi pelepasan dan pembesaran anakan hiu, serta mendorong ketentuan ketelusuran produk hiu pada perdagangan domestik dan ekspor di Indonesia,” kata Dwi Ariyoga Gautama.

Semua pihak harus bersatu demi menjaga populasi hiu. Keterlibatan publik memiliki peranan yang tak kalah penting. Tingginya penangkapan hiu untuk konsumsi, tak lain adalah karena permintaan yang tinggi. Karena itu, untuk menghentikan promosi kuliner, konsumsi, penjualan produk-produk hiu di restoran, hotel, ritel, toko online, dan media massa, WWF-Indonesia meluncurkan sebuah kampanye publik Save Our Shark (#SOSharks).

Langkah nyata guna mendukung kampanye #SOShark adalah, dengan berhenti mengkonsumsi sirip hiu dan produk olahan hiu lainnya. Dengan demikian, secara tidak langsung para produsen dan penjual terdorong untuk menghentikan penjualan produk-produk dari hiu, serta mendukung media massa untuk berhenti mempromosikan kuliner hiu.

Untuk itu masyarakat perlu berpartisipasi secara langsung dalam upaya konservasi WWF-Indonesia untuk menyelamatkan hiu dengan berdonasi melalui Program Nature Guardian/SOSharks. 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home