Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:34 WIB | Sabtu, 23 Maret 2019

Sinergi Seluruh Unsur untuk Pemulihan Citarum

Tahun 2010 media populer asal Amerika Serikat, Huffington Post, memberikan predikat Citarum sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia. (Foto: lipi.go.id)

CIBINONG, SATUHARAPAN.COM – Sungai Citarum dengan panjang 297 kilometer, menjadi sungai bernilai strategis yang mengaliri sekaligus menghidupi 12 kabupaten dan kota serta 133 kecamatan di Jawa Barat, juga menjadi sumber air 420.000 hektare lahan pertanian.

Namun, Citarum hari ini menghadapi kondisi yang menyedihkan. “Pada tahun 2010 media populer asal Amerika Serikat, Huffington Post memberikan predikat Citarum sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia,” kata  Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kementerian Koodinator Bidang Kemaritiman, Elvi Wijayanti, di Cibinong pada Kamis (21/3).

Menurut Elvi, pemulihan Citarum telah menjadi program prioritas yang dicanangkan oleh pemerintah, namun belum terkoordinasi dengan baik. “Presiden Joko Widodo pun memberikan perhatian besar terhadap Citarum, untuk revitalisasi sungai terpanjang di Jawa Barat ini lewat program Citarum Harum,” kata  Elvi.

Peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Hidayat, menjelaskan upaya revitalisasi Citarum membutuhkan sinergi dari seluruh unsur.  “Perlu pendekatan interdisiplin melalui Intergrated Water Resources Management atau WRM, ekohidrologi dan sosiohidrologi,” kata Hidayat yang merupakan Ketua Masyarakat Limnologi Indonesia.

Ia menjelaskan, WRM adalah pengelolaan terpadu sumber daya air yang mengutamakan fungsi koordinasi dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya, terkait guna memaksimalkan hasil secara ekonomis dan kesejahteraan sosial dalam pola yang tidak mengorbankan keberlangsungan ekosistem vital.

Sementara pendekatan ekohidrologi, lanjut Hidayat, adalah kerangka kerja pengelolaan air yang melibatkan interaksi komponen hidrologi dan biota.

“Sedangkan sosiohidrologi adalah sebuah studi yang mempelajari perubahan bersama antara manusia dan sumber air,” kata Hidayat. Ia menambahkan, masih banyak hasil litbang yang mengkaji tentang Citarum, termasuk inovasi teknologi yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pemulihan fungsi sungai.

Ani Widiani selaku Kasubbid Infrastruktur dan Kewilayahan III Bapedda Provinsi Jawa Barat mengungkapkan, terdapat tiga program besar dalam rencana aksi pemulihan Citarum yaitu  pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan sungai. “Prioritas utama pemerintah provinsi Jawa Barat saat ini adalah mengubah perilaku warga di sekitar daerah aliran sungai (DAS) untuk berperilaku hidup bersih dan sehat karena tingkat bakteri coli di Citarum sangat tinggi,” kata Ani.

Ia mengatakan, target Provinsi Jawa Barat di tahun 2020 menjadikan DAS Citarum sebagai daerah Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BBABS). “Pemerintah Jawa Barat sangat mengharapkan dukungan dan kolaborasi dari seluruh pihak untuk mendukung  program ini,” kata  Ani. (lipi.go.id)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home