Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:34 WIB | Selasa, 27 Agustus 2019

Sistem Baru Kemenkes Cegah Penularan Penyakit

Peluncuran sistem yang dapat mencegah terjadinya penularan penyakit melalui vektor, yang dinamai Silantor atau Sistem Surveilans Vektor, oleh Kementerian Kesehatan RI, melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kamis (22/8) di Semarang. (Foto: depkes.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Kesehatan RI, melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kamis (22/8) di Semarang, meluncurkan sebuah sistem yang dapat mencegah terjadinya penularan penyakit melalui vektor. Sistem tersebut dinamai Silantor atau Sistem Surveilans Vektor.

Silantor berbasis website dan android. Melalui Silantor ini secara teknis tenaga kesehatan di puskesmas mengumpulkan data vektor di wilayah kerjanya. Setelah itu data diinput ke dalam Silantor, dan akan terintegrasi ke dinas kesehatan kabupaten/kota, provinsi, sampai ke pemerintah pusat.

Silantor ini merupakan sistem yang dikembangkan dalam rangka kewaspadaan dini terhadap penyakit tular vektor dan zoonotik.

''Kalau hasil survei melalui Silantor ini menunjukkan bahwa vektornya ada dan membahayakan bila terjadi penularan penyakit, maka sebelum timbul penyakit tertentu bisa dilakuan upaya pengendalian vektor,'' kata  Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr Nadia Tarmizi MEpid, yang dilansir situs resmi depkes.go.id, pada Kamis (22/8).

Data vektor yang diinput ke Silantor, akan dianalisis secara otomatis oleh sistem untuk mengetahui tingkat kebahayaan penyakit tular vektor.

Semua data di puskesmas nantinya akan teranalisis di tingkat kabupaten/kota, akan menunjukkan kabupaten/kota tersebut aman atau tidak terhadap penularan penyakit, demikian juga di tingkat provinsi dan nasional.

''Analisis data vektor didasarkan pada angka baku mutu di Permenkes 50 Tahun 2017, yang menyebutkan bahwa kalau kepadatan nyamuk melebihi baku mutu yang ada, begitu juga kepadatan lalat, kecoa, dan tikus, dan lain-lain, maka potensi penularan kepada manusia akan lebih besar,'' kata Nadia.

Dengan mengetahui kepadatan vektor di suatu wilayah maka akan diketahui potensi penyakit yang akan muncul seperti apa.

''Ini aplikasi lebih ke preventif. Berdasarkan analisis data survei ini akan kita ketahui kondisi vektornya seperti apa, apakah kondisinya berbahaya bagi kesehatan masyarakat atau tidak,'' kata Nadia.

Sosialisasi Silantor akan dilakukan secepatnya pasca launching pada Kamis (22/8). Sebelumnya sudah ada beberapa suku dinas di DKI Jakarta meminta Silantor disosialisasikan terlebih dahulu sebelum launching.

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home