Siswa SMA Jayapura Olah Sagu Jadi Es Krim
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - SMA Gabungan di Kota Jayapura, Papua mengolah sagu yang merupakan bahan makanan pangan lokal pokok bagi masyarakat di Papua, menjadi es krim yang menjadi salah satu Proyek Penguatan Profil Pancasila.
"Kita coba dengan kewirausahaan es krim sagu, yang mengangkat kearifan lokal," kata Kepala SMA Gabungan Sandra Titihalawa saat ditemui sejumlah wartawan bersama perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Kota Jayapura, Papua, Selasa (14/6).
Selain mengangkat kearifan lokal, Sandra menuturkan lewat kegiatan membuat es krim sagu, siswa belajar untuk memiliki profil Pelajar Pancasila, seperti gotong royong dan kreatif.
Ada enam elemen dalam profil Pelajar Pancasila, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinnekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
"Kita fokus ke proses belajar (membuat es krim berbahan sagu), ada nilai gotong royongnya," tuturnya.
Siswa-siswa dikelompokkan lalu bersama belajar membuat es krim sagu dengan dilatih dan didampingi guru. Siswa juga diajarkan tentang perhitungan laba dan cara pemasaran kepada pelanggan.
Salah satu siswa kelas X, Nona Raisa Papuana Paisei (15) mengaku awalnya merasa terkejut dan ragu ketika guru mengajak siswa untuk membuat es krim sagu, karena belum pernah tahu atau mendengar informasi bahwa es krim bisa dibuat dari sagu.
"Awalnya kaget, memang bisa es krim dibuat dari sagu. Tapi, guru bilang bisa," ujar Nona yang membuat es krim sagu bersama teman-temannya.
Namun, anggota pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) itu menuturkan guru meyakinkan siswa bahwa sagu bisa diolah menjadi es krim membuat es krim, dan setelah membuatnya, siswa bisa melihat hasil nyata berupa es krim dari sagu.
Nona mendapatkan pelajaran untuk bekerja sama dalam kelompok, dan berinovasi bahwa sagu bukan hanya bisa menjadi papeda, makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua, tapi juga bisa diolah menjadi produk lain, yakni es krim.
Siswa lain dari kelas X, Billy Ruland (17) mengaku proyek membuat es krim sagu sangat bermanfaat bagi siswa. Selain menyenangkan mengetahui hal baru bahwa sagu bisa diolah menjadi makanan selain papeda, proyek tersebut juga memberikan wawasan untuk membekali pengetahuan siswa tentang wirausaha.
Es krim sagu berpeluang untuk menjadi suatu usaha di kemudian hari jika digeluti dengan baik, dan menjadi modal siswa untuk berwirausaha sehingga ke depan bisa mandiri.
"Membuat es krim, kami bisa berdagang seperti menjual, kami ada pemasukan sendiri, tambah ke uang OSIS," tutur anggota pengurus OSIS itu.
WHO dan 50 Negara Peringatkan Serangan Ransomware pada Rumah...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sekitar 50 negara mengeluarkan peringatan ...