Situasi COVID-19 Dunia: Lebih dari 2,2 Juta Orang Meninggal
105.350.590 orang di seluruh dunia terinfeksi, hari Jumat (5/2) saja kasus baru bertambah 493.140 orang.
SATUHARAPAN.COM-Virus corona baru telah menewaskan setidaknya 2.299.637 orang sejak wabah muncul di China pada Desember 2019, menurut penghitungan dari sumber resmi yang dikumpulkan oleh AFP pada hari Sabtu (6/2).
Sedikitnya 105.350.590 kasus virus corona telah terkonfirmasi. Dari jumlah tersebut, setidaknya 64.157.800 sekarang dianggap pulih. Angka-angka ini didasarkan pada jumlah korban harian yang diberikan oleh otoritas kesehatan di setiap negara dan tidak termasuk evaluasi ulang oleh organisasi statistik, seperti yang terjadi di Rusia, Spanyol, dan Inggris.
Pada hari Jumat (5/2) tercatat 14.561 kematian di seluruh dunia akibat COVID-19, dan 493.140 kasus baru dilaporkan.
Berdasarkan laporan terbaru, negara dengan kematian baru terbanyak adalah Amerika Serikat dengan 3.475 kematian baru, diikuti oleh Meksiko dengan 1.368 dan Brasil dengan 1.239.
Amerika Serikat tetap menjadi negara yang paling parah terkena dampakCOVID-19 dengan 459.554 kematian dari 26.813.734 kasus yang terkonfirmasi.
Setelah AS, negara yang paling terpukul adalah Brasil dengan 230.034 kematian dari 9.447.165 kasus, Meksiko dengan 164.290 kematian dari 1.912.871 kasus, India dengan 154.918 kematian dari 10.814.304 kasus, dan Inggris dengan 111.264 kematian dari 3.911.573 kasus.
Negara dengan jumlah kematian tertinggi dibandingkan jumlah penduduknya adalah Belgia dengan 184 kematian per 100.000 penduduk, diikuti oleh Slovenia dengan 173, Inggris 164, Republik Ceko 160, dan Italia 150.
Eropa secara keseluruhan mencatat 768.009 kematian dari 34.351.837 kasus, Amerika Latin dan Karibia 613.669 kematian dari 19.410.779 infeksi, dan Amerika Serikat dan Kanada 480.145 kematian dari 27.610.360 kasus.
Asia telah melaporkan 243.755 kematian dari 15.422.319 kasus, Timur Tengah 98.928 kematian dari 4.876.538 kasus, Afrika 94.186 kematian dari 3.646.981 kasus, dan Oceania 945 kematian dari 31.778 kasus.
Sejak dimulainya pandemi, jumlah tes yang dilakukan telah banyak dilakukan, dan teknik pengujian juga membaik, sehinggaberdampak pada peningkatan kasus yang dilaporkan. Namun jumlah kasus yang didiagnosis hanya sebagian dari jumlah infeksi yang sebenarnya, karena sejumlah besar kasus yang tidak terlalu serius atau tanpa gejala selalu tidak terdeteksi. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...