Loading...
DUNIA
Penulis: Saut Martua Amperamen 07:44 WIB | Jumat, 03 November 2017

Spanyol Penjarakan 8 Pemimpin Pro Kemerdekaan Catalonia

Delapan pemimpin pro kemerdekaan Catalonia tiba di Madrid untuk menghadiri sidang di pengadilan (Foto: Pablo Blazquez Dominguez/Getty Images)

MADRID, SATUHARAPAN.COM - Delapan pemimpin pemerintah Catalonia yang digulingkan diperintahkan ditahan sambil menunggu proses dakwaan atas tindakan mereka mendeklarasikan kemerdekaan wilayah itu, pekan lalu.

Hakim di Mahkamah Agung Madrid, Carmen Lamela, memerintahkan penahanan mereka, - termasuk wakil presiden, Oriol Junqueras - pada hari Kamis (02/11) saat mereka diperiksa atas kemungkinan tuduhan penghasutan, pemberontakan dan penyalahgunaan dana publik.

Lamela juga memutuskan bahwa pejabat kesembilan, yang mengundurkan diri sehari sebelum parlemen Catalan memilih untuk mengumumkan kemerdekaan Jumat lalu, dapat tetap bebas dengan jaminan sebesar € 50.000.

The Guardian melaporkan pengacara mereka yang diperiksa mengatakan bahwa klien mereka akan mengajukan banding atas keputusan hakim tersebut, yang mereka anggap tidak dapat dibenarkan, tidak proporsional dan telah ditentukan sebelumnya. Di antara pejabat Catalonia yang ditahan selain wakil presiden, adalah Jordi Turull, mantan juru bicara pemerintah Catalonia, Dolors Bassa, mantan menteri tenaga kerja.

Sementara itu Presiden Catalonia yang telah digulingkan oleh pemerintah Spanyol, Charles Puigdemont, yang melakukan perjalanan ke Brussels beberapa saat sebelum jaksa agung Spanyol mengumumkan niatnya untuk mengajukan tuntutan tersebut, telah dipanggil untuk menghadiri pengadilan nasional tersebut untuk memberikan bukti pada hari Kamis dan Jumat.

Dalam sebuah permintaan tertulis kepada Lamela, jaksa mengatakan bahwa Puigdemont dan empat anggota kabinetnya sadar bahwa mereka telah diperintahkan untuk bersaksi, namun memilih untuk tidak hadir.

"Berulang kali upaya untuk mengirimkan panggilan ke rumah dan panggilan telepon yang berulang telah diabaikan," kata mereka. "Carles Puigdemont secara terbuka menyatakan niatnya untuk tidak muncul dan telah meminta ... untuk membuat pernyataan melalui konferensi video, tanpa memberikan informasi apapun tentang keberadaannya saat ini," kata jaksa, dikutip dari The Guardian.

Akibatnya, mereka menambahkan, mereka meminta agar Puigdemont ditemukan dan ditangkap, bersama dengan empat menteri regional lainnya yang juga berada di Belgia.

Pada hari Selasa, pengacara Puigdemont, Paul Bekaert, mengklaim bahwa sebuah surat perintah dikeluarkan untuk lima politisi Catalan, namun ini bertentangan dengan hukum Spanyol.

"Saya baru saja mendengar dari klien saya bahwa surat perintah tersebut telah dikeluarkan untuk presiden dan empat menterinya yang berada di Belgia," katanya.

"Tuan Puigdemont akan tinggal di sini. Dia mengatakan bahwa dia akan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang Belgia selama prosedur tersebut, "kata Bekaert.

Namun sebuah sumber di pengadilan Spanyol kemudian membantah hal ini.

Keputusan Lamela untuk menahan para pemimpin Catalonia didasarkan pada alasan bahwa mereka bisa melarikan diri seiring dengan kecaman politisi dan kelompok masyarakat Catalonia.

Ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan di Catalonia bulan lalu setelah hakim yang sama memerintahkan pemenjaraan dua pemimpin pro-kemerdekaan terkemuka, Jordi Sánchez, presiden Dewan Nasional Catalan (ANC), dan Jordi Cuixart, presiden Òmnium Cultural.

Kedua pria tersebut diselidiki atas dugaan penghasutan menjelang referendum kemerdekaan sepihak pada 1 Oktober.

Wakil presiden ANC, Agustí Alcoberro, mengatakan bahwa para pemimpin yang ditangkap adalah tahanan politik, dan men-tweet: "Wakil presiden dan menteri, kami tidak akan berhenti sampai kami mendapatkan kebebasan Anda."

Mireia Boya Busquets, anggota parlemen Catalonia dari partai Popular Unity Candidacy, men-tweet "pemerintah yang sah kini berada di penjara. Ini negara fasis. Jika kita menganggap hal itu normal, kita akan melenyapkan diri kita sebagai manusia."

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home