Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 08:36 WIB | Rabu, 12 Agustus 2020

Studi: Obat Kumur Dapat Mengurangi Penyebaran Virus COVID-19

Pemindaian mikrograf elektron berwarna dari sel apoptosis yang terinfeksi partikel virus COVID-19 yang diisolasi dari sampel pasien. (Foto: dok. Reuters)

SATUHARAPAN.COM-Menggunakan obat kumur yang tersedia secara komersial dapat mengurangi kemungkinan penyebaran virus corona yang mematikan, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan hari Senin (10/8).

Peneliti dari German University Ruhr-Universität Bochum, bersama dengan yang lain, menemukan bahwa obat kumur tertentu berpotensi mengurangi jumlah virus COVID-19 yang tinggi di mulut dan tenggorokan dengan menonaktifkan virus.

Para peneliti memperingatkan bahwa penelitian tersebut tidak berarti bahwa obat kumur adalah pengobatan yang efektif untuk COVID-19, tetapi obat kumur yang disarankan dapat memiliki beberapa kegunaan medis yang potensial.

"Berkumur dengan obat kumur tidak dapat menghambat produksi virus di dalam sel," kata Toni Meister, ketua tim dalam studi tersebut, dalam sebuah pernyataan.

“Tetapi (obat kumur) dapat mengurangi jumlah virus dalam jangka pendek di mana potensi terbesar infeksi berasal, yaitu di rongga mulut dan tenggorokan, dan ini dapat berguna dalam situasi tertentu, seperti pada  dokter gigi atau selama perawatan medis pasien COVID-19,” tambahnya.

Para peneliti menggunakan delapan obat kumur dengan bahan berbeda yang tersedia di apotek dan toko obat di Jerman dalam lingkungan simulasi untuk penelitian mereka. Meskipun semua obat kumur dalam penelitian ini efektif dalam menurunkan jumlah virus corona, tiga di antaranya sangat efektif sehingga virus tidak dapat dideteksi lagi.

Temuan ini secara khusus memerlukan studi lebih lanjut, kata para ilmuwan, dengan kemungkinan studi klinis untuk menemukan berapa lama efek obat kumur terhadap virus corona dapat bertahan pada pasien COVID-19 yang sebenarnya. (sciencedaily.com)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home