Stunting Masih Jadi Masalah Serius, Ada Kendala Perawatan Yang Tidak Tuntas
SRAGEN, SATUHARAPAN.COM-Masih tinggi jumlah anak stunting yang tidak mendapatkan perawatan sampai tuntas, dan umumnya terkendala beberapa hal, termasuk lokasi yang jauh dan kurangnya pemahaman orang tua tentang stunting.
Stunting masih menjadi masalah kesehatan serius dan membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat serta perhatian dari seluruh pihak. Salah satu lokus penanganan Stunting adalah Kabupaten Sragen Jumat (5/8) lalu dikunjungi Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Maria Endang Sumiwi.
Endang meninjau tiga lokasi, yakni Posyandu Mugi Rahayu V, Puskesmas Kedawung I, dan RSUD Gemolong. “Kami mengunjungi Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit untuk melihat secara langsung penanganan stunting di Kabupaten Sragen,'' kata Dirjen Endang, dalam keter4angan tertulis Kemenkes hari Sabtu (6/8).
Endang menyebutkan bahwa secara keseluruhan penanganan stunting sudah cukup baik terutama kecakapan para kader dan tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi masalah gizi yang dialami para balita.
''Yang kami lihat ada peningkatan yang sangat baik dari kader dalam hal mengidentifikasi masalah gizi dan merujuknya ke Puskesmas. Misalnya, ada anak yang dalam dua kali penimbangan di dua pekan terakhir berat badannya tidak naik, itu selanjutnya diberikan alert ke Puskesmas dan dirujuk juga ke Puskesmas,'' kata Endang.
26 Kasus Stunting Dirujuk
Koordinasi rujukan penanganan stunting juga terlihat sangat baik pada sistem rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit. Dalam kurun waktu enam bulan terakhir, RSUD Gemolong yang menjadi salah satu rujukan penanganan stunting di Kabupaten Sragen, telah menerima 26 kasus stunting, rujukan dari beberapa Puskesmas di Kabupaten Sragen.
Dari 26 anak stunting tersebut, 15 anak mengikuti perawatan penanganan stunting. Hasilnya 11 terus mengikuti perawatan sementara empat tidak menyelesaikan perawatan sampai akhir.
''Di rumah sakit kita sudah mendengar keberhasilan dari 11 anak yang dilakukan perawatan sebanyak lima anak telah bebas stunting. Ini adalah tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Namun kita masih memiliki kendala karena dari 26 anak yang stunting baru 11 yang mengikuti perawatan. Ini yang masih menjadi kendala kita bersama,'' kata Endang.
Masih tingginya anak stunting yang tidak melakukan perawatan sampai tuntas karena terkendala beberapa hal diantaranya lokasi yang jauh dan kurangnya pemahaman orang tua tentang stunting. Namun pihaknya optimis melalui pendekatan persuasif upaya penanganan stunting di Kabupaten Sragen bisa berjalan optimal.
''Keberhasilan intervensi ini menunjukkan bahwa stunting ternyata bisa diatasi, kita lihat di Sragen sangat tinggi tingkat keberhasilannya. Namun selain perawatan untuk anak stunting, kita harus melakukan intervensi pencegahan dengan pemberian makanan bergizi. Orang tua harus mendapatkan informasi yang cukup mengenai makanan bergizi terutama protein hewani,'' katanya.
Editor : Sabar Subekti
BI Klarifikasi Uang Rp10.000 Emisi 2005 Masih Berlaku untuk ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) mengatakan, uang pecahan Rp10 ribu tahun emisi 2005 m...