Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 12:11 WIB | Rabu, 02 Mei 2018

Sumrambah String Orchestra Awali Ruwahan Apeman Malioboro

Sumrambah String Orchestra Awali Ruwahan Apeman Malioboro
Pembuatan jajanan apem pada Ruwahan Apeman Malioboro 2018 di sekitar gerbang Kepatihan Malioboro, Selasa (1/5) malam. (Foto-foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
Sumrambah String Orchestra Awali Ruwahan Apeman Malioboro
Apem dan kolak-ketan dibagikan kepada pejalan kaki yang melintas.
Sumrambah String Orchestra Awali Ruwahan Apeman Malioboro
Penampilan Sumrambah string orchestra pada malam penggalangan dana Ruwahan Apeman Malioboro 2018, Selasa (1/5) malam.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Memasuki penyelenggaraan yang kesembilan kali, kelompok seni jalanan dari seniman yang beraktivitas di sekitar Jalan Malioboro Yogyakarta yang tergabung dalam Komunitas Malioboro (COMA), 1-11 Mei 2018 menggelar prosesi tahunan Ruwahan Apeman di seputaran gerbang Kepatihan Malioboro diawali dengan memasang karya seni, bazaar, serta pentas musik penggalangan dana pada Selasa (1/5) sore.

Bazaar dan pentas seni digelar setiap hari hingga tanggal 11 Mei melibatkan berbagai komunitas sahabat Komunitas Malioboro bersamaan pembuatan jajanan apem dan kolak-ketan yang dibagikan kepada pejalan kaki yang melintas di jalur pedestrian Malioboro.

Mengawali pentas musik penggalangan dana pada hari pertama, Sumrambah string orchestra yang digawangi pemain biola (violinist) Fafan Isfandiar dengan tujuh instrumen musik gesek memainkan komposisi klasik di atas trotoar. Mereka memainkan tiga biola dan sebuah biola alto melengkapi kontra bass dan cello. Seorang pemain biola pada satu komposisi berganti memainkan klarinet.

"La Primavera, 1 st Movement" karya Antonio Vivaldi dalam komposisi reinterpretasi membuka penampilan Sumrambah dilanjutkan dengan lagu dolanan anak "Padhang Bulan" yang dikomposisi ulang oleh Fafan untuk permainan instrumen string gesek.

"Tidak ada persiapan sebelumnya. Dua hari yang lalu kita dikontak panitia Ruwahan Apeman 2018. Kebetulan kita jadwal longgar pada hari ini. Tanpa latihan, kita janjian ketemu di gerbang Kepatihan, latihan sebentar untuk check nada. Selebihnya baca partitur yang ada dan silakan berimprovisasi." jelas Fafan kepada satuharapan.com Selasa (1/5) malam.

Pengalaman dan jam terbang yang tinggi dari personil Sumrambah tidak bisa dibohongi lewat improvisasi personil mereka sehingga komposisi La Primavera (spring) karya komponis Italia, Antonio Vivaldi menjadi sesuatu yang menyenangkan. Improvisasi berlanjut pada dua komposisi berikutnya. Dalam suasana tengah bulan mereka membawakan lagu dolanan anak "Padhang Bulan". Dalam format mini orkestra komposisi "Padhang Bulan" tidak keluar dari warna aslinya yang penuh kegembiraan bagi anak-anak yang sedang bermain di bawah sinar bulan. Beberapa waktu lalu mereka sempat memainkan medley dari tiga lagu daerah Jawa Tengah (Gundul-Gundul Pacul, Jaranan dan Cublak-Cublak Suweng) yang diberi judul Dolanan Pizzicato. Lagu-lagu tersebut dimainkan dengan teknik pizzicato atau dipetik senarnya.

Kegembiraan semakin bertambah saat Sumrambah membawakan "Kinder Symphony" karya komponis J. Haydn dengan mengajak pengunjung untuk memainkan bersama mainan anak-anak othok-othok dan manuk-manukan bersamaan permainan komposisi yang dimainkan Sumrambah. Permainan mini orkestra membawakan komposisi klasik dengan melibatkan interaksi pengunjung adalah sebuah tawaran baru dimana orkestra yang selama ini kerap ditampilkan secara berat dan formal pada sebuah concert hall justru dimainkan di jalur pedestrian. Interaksi menjadi penanda bagaimana pengunjung mampu mengapresiasi sekaligus menikmatinya.

Saat dua penyanyi mengajak jamming dengan membuat komposisi dadakan, improvisasi permainan personil Sumrambah mengiringi dua penyanyi menjadi hiburan tersendiri: rapp, dangdut, dan cengkok  langgam dalam iringan orkestra.

Ruwahan Apeman kali ini mengambil tema Doa. Saat dihubungi, Imam B Rastanagara penasehat COMA menjelaskan bahwa tema ini dimaksudkan untuk memanjatkan doa bagi keselamatan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

"Pada puncak Ruwahan Apeman 2018 tanggal 12 Mei nanti hanya akan ada kirab budaya di sepanjang Malioboro sampai gerbang Kepatihan, membagikan apem kepada pengunjung yang ada di sepanjang jalan kirab serta grebeg sayur yang nantinya diperebutkan oleh masyarakat. Setelah itu dari berbagai elemen lintas agama-keyakinan bersama-sama berdoa untuk Indonesia. Setelah berusaha semampu kita, saatnya kita berdoa meminta pertolongan pada yang Maha Kuasa." jelas Imam.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home