Loading...
INSPIRASI
Penulis: Natanael Setiadi 10:41 WIB | Kamis, 11 Agustus 2022

Takut Tidak Berguna

Ilustrasi takut tidak berguna (Foto : Canvapremium)

JAKARTA, SATUHARAPAN.Com, Dalam hidup ini, ada beragam ketakutan yang bisa menghampiri diri kita. Salah satunya takut tidak berguna. Mari cermati situasi berikut ini. Seorang bapak yang hampir memasuki usia pensiun, bertanya seperti ini dalam hatinya, “Apa yang bisa saya lakukan selepas tidak lagi bekerja? Apakah orang lain akan tetap menghormati saya, di saat tidak lagi punya jabatan? disaat saya sudah tidak bekerja? Apakah saya masih bisa menjadi sosok yang berguna?”

Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah sesuatu yang wajar, yang hinggap pada diri seseorang menjelang masa purna baktinya. Namun sesungguhnya, pertanyaan serupa itu bisa muncul juga dalam diri seseorang yang masih muda dan aktif bekerja, misalnya: “Apakah atasanku puas dengan performance-ku? Apakah karierku akan meningkat seiring waktu, atau begini-begini saja?”

Di balik pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa menduga ada rasa takut yang muncul. Takut seperti apa? Takut tidak berguna – entah karena sudah tidak berdaya, karena tidak berprestasi, atau karena sudah tidak bekerja. Di balik rasa takut tidak berguna tersebut, sesungguhnya ada kebutuhan untuk dihargai dalam diri manusia (bnd. teori Kebutuhan Berjenjang dari Abraham Maslow, bahwa setiap orang memiliki esteem needs atau kebutuhan untuk dihargai).

Mari kita coba telisik rasa takut tidak berguna di atas. Seorang pekerja yang menjelang purna bakti merasa takut tidak berguna, karena sebentar lagi ia tidak bisa menghasilkan uang bagi keluarganya. Ia pun takut tidak lagi dihargai, sebab sudah tidak punya jabatan atau pekerjaan. Ukuran kegunaan seseorang lantas dilihat dari segi materi.

Seorang pekerja muda yang takut kariernya mentok atau tidak memuaskan atasan, bukan tidak mungkin juga dipengaruhi oleh ukuran materi. Jika kariernya mentok, berarti gajinya tidak akan mengalami kenaikan signifikan. Dengan begitu, ia tidak bisa memberi nilai tambah bagi keluarganya atau bagi hidupnya pribadi.

Apakah kegunaan seseorang hanya dilihat dari segi material? Bukankah setiap orang bisa berguna dalam berbagai wujud? Misalnya: seorang oma berguna bagi cucunya, ketika setiap pagi sang oma menyiapkan sarapan bagi cucunya. Sang oma sudah tidak berpenghasilan, namun ia memiliki keterampilan memasak yang berguna untuk menopang kehidupan anak-cucunya.

Contoh lainnya. Seorang anak remaja membantu orang tuanya untuk mengganti lampu yang padam. Sang anak remaja sudah tinggi menjulang badannya, sehingga bisa membantu keluarganya mengganti bola lampu yang rusak. Ia belum berpenghasilan. Orang tuanyalah yang membeli bola lampu pengganti.  Karena sang anak berniat baik maka ia telah berguna bagi keluarganya.

Kalau begitu, bagaimana kita bisa memaknai rasa takut tidak berguna tersebut?

Pertama, jangan mengukur kebergunaan seseorang secara materi belaka. Ada beragam wujud kebaikan yang bisa dilakukan seseorang untuk memberi daya guna bagi kehidupannya. Seorang ibu yang menasihati anaknya, seorang bapak yang mengantar-jemput anaknya pergi dan pulang sekolah, atau seorang abang yang mendampingi adiknya belajar, adalah daya guna yang non-material sifatnya.

Kedua, bangunlah respek atau rasa hormat dari karakter kita yang terpuji, bukan karena jabatan. Seseorang yang memiliki karakter yang terpuji (seperti: jujur, berintegritas, setia, dsb.) akan menimbulkan respek dari sesama. Itu sebabnya, dengan atau tanpa adanya jabatan, respek itu tetap diterima oleh kita, ketika ada karakter terpuji yang dimiliki. Respek itulah yang kemudian memberi semangat bagi kita untuk terus berkarya dan berdaya guna. Sebaliknya, jika seseorang membangun respek dari jabatan, maka ketika jabatan itu berakhir, orang tersebut tidak akan lagi menerima respek dari sesamanya. Perasaan sepi, karena dianggap tidak berguna, akan mudah menghampiri.

Ketiga, syukurilah kehidupan anugerah Tuhan. Jika Tuhan masih memberi kepercayaan kepada kita untuk menjalani kehidupan ini, berarti ada tugas yang ingin Ia lakukan di dalam dan melalui diri kita.

Takut tidak berguna? Saya bisa mengatasinya. Semoga itulah yang Anda jalani.


Editor : Eti Artayatini


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home