Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 20:37 WIB | Minggu, 17 Oktober 2021

Taliban Janji Anak Perempuan Segera Kembali ke Sekolah Menengah

Pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil memprotes untuk menyerukan kepada Taliban untuk pendidikan mereka, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan, pada 3 September 2021. (Foto: dok. Reuters)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Taliban akan mengumumkan kerangka kerja yang memungkinkan anak perempuan “segera”untuk bersekolah di Afghanistan, kata seorang pejabat senior PBB (Persesrikatan Bangsa-bangsa), setelah empat pekan di mana anak laki-laki Afghanistan telah diizinkan mengenyam pendidikan menengah tetapi anak perempuan tidak.

“Menteri pendidikan de facto mengatakan kepada kami bahwa mereka sedang mengerjakan kerangka kerja, yang akan mereka umumkan segera, yang akan memungkinkan semua anak perempuan pergi ke sekolah menengah, dan kami berharap itu akan segera terjadi,” kata wakil direktur eksekutif UNICEF, Omar Said Abdi, di markan PBB di New York, hari Jumat (15/10).

Setelah berminggu-minggu, baru sekarang Taliban mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah sesegera mungkin.

Kelompok itu, yang terkenal karena pemerintahannya yang brutal dan menindas dari tahun 1996 hingga 2001, telah menghadapi kemarahan internasional setelah secara efektif mengecualikan perempuan dan anak perempuan dari sekolah dan pekerjaandi seluruh negeri, sementara secara bertahap melucuti kebebasan warga Afghanistan.

Taliban mengizinkan anak perempuan untuk bersekolah di sekolah dasar sejak awal, tetapi telah menyatakan bahwa baik anak perempuan maupun guru perempuan mereka belum dapat kembali ke sekolah tingkat menengah.

Para pejabat Taliban mengatakan bahwa hal itu dapat terjadi hanya setelah keamanan anak perempuan dan pemisahan jender yang ketat dapat dipastikan di bawah interpretasi hukum syariah kelompok itu. Taliban menambahkan bahwa lebih banyak waktu diperlukan untuk menerapkan kerangka kerja ini.

Abdi mencatat bahwa, saat dia berbicara, “jutaan anak perempuan usia sekolah menengah kehilangan pendidikan selama 27 hari berturut-turut.”

Dia mengatakan PBB telah mendesak otoritas Taliban yang sekarang memerintah Afghanistan "untuk tidak menunggu" dalam mendidik anak perempuan.

Diizinkan di Lima Provinsi

Abdi mengatakan dia telah mengunjungi Afghanistan sepekan sebelumnya dan bertemu dengan otoritas Taliban. “Dalam semua pertemuan saya, pendidikan anak perempuan adalah isu pertama yang saya angkat.”

Dia mengatakan dia telah menerima "penegasan" dari komitmen Taliban untuk mengizinkan anak perempuan bersekolah di sekolah dasar.

Sedangkan untuk sekolah menengah, dia mengatakan bahwa mereka diizinkan “hanya di lima provinsi,” tetapi menambahkan bahwa PBB mendorong agar hak tersebut diterapkan di seluruh negeri.

Seorang gadis 14 tahun yang diidentifikasi sebagai Asma pekan ini mengungkapkan frustrasinya dengan situasi dan tekadnya untuk mengejar pendidikan.

“Apakah saya bisa sekolah atau tidak? Ini adalah kekhawatiran terbesar saya. Saya ingin mempelajari semuanya, dari mata pelajaran yang paling mudah hingga yang paling sulit. Saya ingin menjadi astronot, atau insinyur atau arsitek... Ini adalah impian saya,” katanya kepada Amnesty International.

“Pendidikan bukanlah kejahatan,” tambahnya. “Jika Taliban mengumumkan bahwa mendapatkan pendidikan adalah kejahatan, maka kami akan melakukan kejahatan ini. Kami tidak akan menyerah.” (AFP/un.org)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home