Taliban Pakistan Klaim Bertanggung Jawab Serangan pada Polisi
ISLMABAD, SATUHARAPAN.COM-Taliban Pakistan pada Selasa (18/1) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bersenjata terhadap polisi di Islamabad yang menewaskan seorang perwira dan kedua penyerang. Serangan ini meningkatkan kekhawatiran bahwa gerilyawan hadir di salah satu kota teraman di negara itu.
Mohammad Khurasani, juru bicara Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) yang dilarang di negara itu, menggunakan Twitter untuk mengklaim bertanggung jawab atas serangan di ibu kota Pakistan. Dia mengatakan TTP juga menargetkan polisi dalam dua serangan terpisah di barat laut sehari sebelumnya.
Tidak ada konfirmasi resmi dari serangan militan terhadap polisi di distrik barat laut di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan.
Pada hari Selasa, Menteri Dalam Negeri Pakistan, Sheikh Rashid Ahmed, menghadiri pemakaman petugas polisi yang terbunuh di Islamabad pada Senin malam. Ahmed mengatakan kedua gerilyawan yang terbunuh yang terlibat dalam serangan itu telah diidentifikasi.
Meskipun gerilyawan sering menargetkan pasukan keamanan di Pakistan, ibu kota negara itu sebagian besar damai dalam beberapa tahun terakhir. Taliban Pakistan, yang semakin berani sejak Taliban Afghanistan merebut kekuasaan di Afghanistan, pada hari Selasa memperingatkan bahwa mereka dapat melakukan lebih banyak serangan terhadap pasukan keamanan di masa depan.
Seorang petugas polisi tewas dan dua lainnya cedera dalam baku tembak yang jarang terjadi di ibu kota Pakistan, kata para pejabat.
Pertempuran pada Senin malam dimulai ketika dua pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor melepaskan tembakan ke sebuah pos pemeriksaan polisi di Islamabad. "Seorang polisi menjadi martir sementara dua lainnya terluka," kata polisi dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan kedua penyerang tewas.
Pemerintah Pakistan mengumumkan akhir tahun lalu bahwa mereka telah memasuki gencatan senjata selama sebulan dengan TTP, yang difasilitasi oleh Taliban Afghanistan, tetapi itu berakhir pada 9 Desember setelah pembicaraan damai gagal membuat kemajuan.
TTP telah dipersalahkan atas ratusan serangan bom bunuh diri dan penculikan di seluruh negeri, dan untuk sementara memegang kekuasaan atas wilayah yang luas dari sabuk suku negara itu, yang bertindak dengan memaksakan versi radikal dari hukum Islam.
Tetapi setelah pembantaian tahun 2014 terhadap hampir 150 anak di sebuah sekolah di Peshawar, militer Pakistan mengirim sejumlah besar pasukan ke markas TTP dan menghancurkan gerakan tersebut, memaksa para pejuangnya untuk mundur ke Afghanistan. (AP/AFP)
Editor : Sabar Subekti
BI Klarifikasi Uang Rp10.000 Emisi 2005 Masih Berlaku untuk ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) mengatakan, uang pecahan Rp10 ribu tahun emisi 2005 m...