Loading...
FOTO
Penulis: Reporter Satuharapan 00:02 WIB | Minggu, 09 Februari 2020

Tatung Australia dan Malaysia Meriahkan Cap Go Meh di Singkawang

Tatung Australia dan Malaysia Meriahkan Cap Go Meh di Singkawang
Seorang tanchi mengikuti pawai perayaan Cap Go Meh di Kota Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (8/2/2020) malam. (Foto: Antara)
Tatung Australia dan Malaysia Meriahkan Cap Go Meh di Singkawang
Ribuan warga Pontianak, baik tua muda dan anak-anak memadati kawasan Jalan Gajah Mada Pontianak mengaku terpukau dengan atraksi "naga bersinar" atau naga yang diberi cahaya lampu warna-warni sehingga tampak menarik di malam puncak perayaan Cap Go Meh 2020 pada Sabtu (8/2) di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. (Foto: Antara)
Tatung Australia dan Malaysia Meriahkan Cap Go Meh di Singkawang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menabuh bedug khas masyarakat Tionghoa sebagai isyarat dimulainya perayaan Cap Go Meh tahun Imlek 2571 di Pancoran China Town, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (8/2/2020). (Foto: Ricky Prayoga)
Tatung Australia dan Malaysia Meriahkan Cap Go Meh di Singkawang
Sejumlah warga mengenakan pakaian adat Gorontalo pada pawai perayaan Cap Go Meh di Kota Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (8/2/2020) malam. Ratusan umat Tridharma Tempat Ibadah Tulus Harapan Kita dan Vihara Budha Dharma merayakan Cap Go Meh dengan arak-arakan naga, barongsai, tanchi, tandu arca dewa, musik bambu dan budaya lokal dengan berkeliling di sejumlah jalan utama di daerah itu. (Foto: Antara/Adiwinata Solihin)

PONTIANAK, SATUHARAPAN.COM - Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengatakan, pada perayaan Festival Cap Go Meh di Singkawang tahun ini juga dimeriahkan atraksi tatung dari Australia dan Malaysia.

Tatung merupakan sosok manusia yang menurut beberapa kepercayaan mampu dirasuki roh dewa dalam perayaan Festival Cap Go Meh.

"Pada Festival Cap Go Meh Singkawang tahun ini diikuti sebanyak 847 tatung yang terdiri dari tatung pakai tandu dan tanpa tandu, barongsai, naga, kilin, miniatur dan sanggar seni budaya lainnya. Dalam event ini juga diikuti peserta tatung dari luar negeri seperti Malaysia dan Australia," kata Tjhai Chui Mie di Singkawang, Sabtu (8/2).

Tjhai Chui Mie mengatakan, Festival CGM Singkawang merupakan perayaan terbesar di Indonesia, bahkan beberapa media menyebutkan sebagai event terbesar di dunia. Karena melibatkan para tatung dengan atraksinya yang menarik.

"Tentu kami bersyukur dan bangga karena Festival Cap Go Meh Kota Singkawang kembali masuk dalam Kalender 100 Of Event tahun 2020, yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI," tuturnya.

Oleh karena itu, Pemkot Singkawang bersama panitia harus terus melakukan berbagai inovasi sehingga mampu menyuguhkan tontonan yang menarik, lebih berkualitas dan memiliki keunikan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

"Salah satu warna yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya adalah adanya keberhasilan Kota Singkawang berupa pencatatan dalam Rekor MURI berupa replika Pagoda tertinggi dengan ukuran tinggi 20,20 meter terdiri dari 8 tingkat dan dua tingkat terbuka untuk umum sesuai dengan filosofi Cap Go Meh tanggal 8 bulan 2 tahun 2020," ujarnya.

Ia menjelaskan, Festival Cap Go Meh Singkawang diakui sebagai kekayaan intelektual komunal ekspresi budaya tradisional oleh Kemenkum dan HAM.

"Semoga predikat ini bisa kita pertahankan untuk ditahun 2020," harapnya.

Menurut dia, dengan penghargaan tersebut, semakin memperkuat identitas Singkawang sebagai kota pariwisata, yang mana tantanganya adalah Kota Singkawang harus bersatu padu, bergandengan tangan untuk melestarikan dan mengembangkannya sebagai aset kebudayaan yang menimbulkan kegairahan terus menerus bagi wisatawan maupun masyarakat Singkawang untuk menyaksikannya.

Ketua Umum Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, Hengki Setiawan mengatakan, perayaan Imlek dan Cap Go Meh tahun ini mengusung tema budaya sebagai pemersatu bangsa.

"Yang telah dapat kita saksikan bahwa seni budaya yang ditampilkan telah berbaur dari berbagai budaya yang ada di Kota Singkawang," katanya.

Apalagi Kota Singkawang telah menyandang sebagai kota tertoleran di Indonesia.

"Sehingga melalui Festival Cap Go Meh ini, kita pelihara agar predikat sebagai kota tertoleran tersebut dapat terus dipertahankan," ujarnya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home