Tawa dan Tangis
SATUHARAPAN.COM - Hidup itu tidak tentu. Tawa dan tangis bisa datang kapan saja dan melalui cara apa saja; hari ini berjaya, besok lusa terpuruk. Atau sebaliknya. Bahkan tidak jarang, dibalik kegembiraan menguntit petaka, dibalik petaka tersimpan rahmat.
Ingat Joseph Estrada? Mantan aktor kaya raya itu mencalonkan diri jadi Presiden Filipina. Dan berhasil. Senang? Awalnya begitu. Tapi kemudian garis hidupnya berbicara lain. Sejarah mencatat jabatan presiden itulah yang justru mengantarnya ke penjara.
Berbanding terbalik dengan Nelson Mandela. Karena memperjuangkan hak-hak dasar kaumnya ia dipenjara, tidak tanggung-tanggung di Pulau Robben (Nusakambangannya Afrika Selatan). Di sana ia tidak hanya mengalami deraan fisik, bahkan juga psikis. Tapi siapa sangka justru penjara itulah yang membukakan pintu kemuliaan baginya.
Kita pun bisa mengalami hal serupa. Entah seperti Josep Estrada (menuai tangis dari kegembiraan yang kita dapat) atau seperti Nelson Mandela (memetik tawa dari kesakitan yang kita alami). Tentu dalam dalam bentuk dan kadar yang berbeda.
Maka, dalam segala situasi dan kondisi eling lan waspada itu perlu. Be aware. Mawas diri. Jangan terlalu larut dengan realitas yang ada; senang atau sedih, sukses atau gagal. These too shall pass. Jalani hidup dengan tetap berpaut pada Sang Pencipta — dalam keadaan apa pun; supaya kalau sukses kita tidak lupa diri, dan kalau gagal kita juga tidak patah hati.
Editor: Tjhia Yen Nie
Rubrik ini didukung oleh PT Petrafon (www.petrafon.com )
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...