Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 08:05 WIB | Sabtu, 21 Januari 2017

Teknik Mina Padi Indonesia Diperkenalkan ke Seluruh Dunia

Ilustrasi: Sistem pertanian mina padi, memberi keuntungan berupa padi dan ikan bagi petani di Bantul, Yogyakarta.( Foto : mongabay.co.id/Tommy Apriando)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Inovasi teknik mina padi yang diperkenalkan Badan Pangan Pertanian PBB (FAO), Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Sleman, Yogyakarta, dibagikan ke wilayah Asia Pasifik dan sekitarnya.

Perwakilan FAO di Indonesia dalam siaran persnya yang diterima Antara di Jakarta, Jumat (20/1), mengatakan perwakilan dari 15 negara telah mengunjungi Kabupaten Sleman dan banyak petani dari berbagai penjuru di Indonesia, menyampaikan keinginan untuk mereplikasi pendekatan mina padi di negara-negara mereka dan di bagian-bagian lain di Indonesia.

FAO telah menyumbang sekitar setengah juta dolar (Rp6,7 miliar) untuk membangun dan mendemonstrasikan praktik terbaik dari mina padi, dengan sekitar 500 keluarga petani secara langsung mendapatkan keuntungan dari program itu.

"Saat ini adalah saat yang tepat, agar pertanian mina padi dapat diperluas untuk memastikan semakin banyak keluarga petani meraih hidup yang lebih baik, yang juga menguntungkan kehidupan di pedesaan melalui aktivitas ekonomi yang bergairah, dan memperbaiki akses untuk memperoleh pangan yang bergizi," kata Mark Smulders, wakil FAO di Indonesia.

Menurut dia, hal ini tidak hanya berguna untuk Indonesia dan banyak negara di Asia. Petani di Sleman telah menunjukkan cara untuk mencapai kesuksesan itu.

Sejak 2015, FAO bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai menghidupkan kembali kearifan tradisional dalam pertanian melalui Inovasi Mina Padi Berbasis Kluster di Sleman, Yogyakarta dan di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, seluas 25 hektare di tiap lokasi.

Dalam waktu yang tidak begitu lama, pendekatan inovatif yang mengombinasikan kearifan tradisional dan teknik serta bahan tanam yang modern telah membawa tiga keuntungan pada petani, kelompok petani, dan keluarga mereka. Tiga keuntungan itu ialah naiknya produksi beras, naiknya pendapatan dan membaiknya nutrisi.

Sawah percontohan mina padi, menghasilkan kenaikan panen padi dari rata-rata 6,5 juta ton per hektare menjadi 9,3 ton per hektare dengan kualitas padi yang lebih baik, sehingga petani dapat menjualnya sebagai padi sehat.

Penjualan dapat mencapai sekitar 42 juta per hektare dalam satu musim. Inovasi mina padi juga menggunakan pendekatan ekosistem melalui nol pestisida, dan secara signifikan mengurangi level penggunaaan pupuk kimia.

Mina padi, menurut Wikipedia, adalah bentuk usaha tani gabungan (combined farming), yang memanfaatkan genangan air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya ikan air tawar. Mina padi dengan demikian meningkatkan efisiensi lahan, karena satu lahan menjadi sarana untuk budidaya dua komoditas pertanian sekaligus.

Teknik pertanian budi daya padi dan ikan yang telah lama dipraktikkan di Indonesia, bahkan di banyak tempat di Asia.

Amat disayangkan, intensifikasi pertanian modern yang banyak menggunakan pestisida, membuat ikan dan hewan-hewan air tawar lain yang secara tradisional dapat menjaga kesuburan sawah mati, dan praktik-praktik itu secara lambat laun terlupakan.

Pada Jumat (20/1) perwakilan dari kementerian terkait, termasuk Wakil Menteri Koordinator Kemaritiman Bidang Sumber Daya Manusia, Ilmu dan Teknologi, dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin, Wakil Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Musdhalifah Machmud, serta perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Pertanian mengunjungi sawah percontohan Mina Padi di Dusun Cibluk, Margoluwih, Sleman untuk melihat perkembangan dari sawah percontohan dan bertemu dengan para petani.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sleman, pada 2014, konsumsi ikan rata-rata di Yogyakarta hanya 19,17 kg/kapita/tahun, terendah dibandingkan 33 provinsi lain, dan hanya sekitar setengah dari dari konsumsi rata-rata nasional sebesar 37 kg/capita. Pada 2015, konsumsi ikan di Sleman sampai 22, 29 kg, naik sampai 16 persen. Mina Padi dapat berkontribusi secara positif untuk menaikkan pasokan ikan, dan ketahanan pangan sertã nutrisi masyarakat.

"Amat menyenangkan untuk melihat bagaimana upaya mengenalkan mina padi yang dikombinasikan dengan teknik-teknik inovatif cukup baik hasilnya di Kabupaten Sleman," kata Smulders.

"Antusiasme dari petani telah membuktikan kita telah berhasil, tidak hanya menaikkan pendapatan, tetapi memelihara, bahkan menaikkan produksi beras, dan memberikan masyarakat lokal sumber makanan yang penting untuk gizi yang lebih baik."

Keindahan alami dari sawah percontohan mina padi juga menghidupkan tujuan agrowisata. Industri baru ini telah menstimulasi aktivitas ekonomi, yang sering kali diawali dengan inisiatif para ibu dan anak -anak muda, memproduksi berbagai produk inovatif bergizi dari olahan ikan dari industri rumahan mereka. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home