Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:24 WIB | Senin, 10 Oktober 2016

Temu Giring, Bermanfaat bagi Kecantikan Kulit

Temu giring (Curcuma heyneana). (Foto: www.21food.com)

SATUHARAPAN.COM  - Indonesia kaya akan tanaman yang bisa dijadikan obat tradisional, terutama dari jenis temu-temuan. Temu giring tidak kalah populer dari temu-temuan lain sebagai rempah yang berkhasiat untuk mengobati berbagai jenis penyakit.

Rimpang tanaman sering digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan jamu tradisional, memiliki bau yang sangat khas. Rasanya pahit, agak pedas, dan lama-kelamaan menimbulkan rasa tebal.

Temu giring, dikutip dari Wikipedia, adalah sejenis tanaman yang digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional (jamu), dan juga berkhasiat sebagai obat cacing. Temu giring mengandung piperazin sitrat, yang diketahui dapat menangkal serangan cacing gelang (Ascaris).

Penelitian yang dilakukan mahasiswa tim peneliti Prodi Kimia Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), meneliti temu giring sebagai alternatif lulur alam yang memiliki antioksidan. 

"Beberapa kandungan dalam temu giring seperti flavonoida, saponin, dan kurkumin, berpotensi sebagai antioksidan. Dengan kadar antioksidan yang tinggi, rimpang temugiring dapat diandalkan sebagai penetral radikal bebas dan mengurangi kerusakan sel dalam tubuh," kata Revi, salah satu peneliti seperti dikutip dari situs fmipa.uny.ac.id, pada 8 Oktober 2013. Berdasarkan hasil uji, antioksidan yang terdapat pada lulur temu giring melampaui salah satu produk yang beredar di pasaran.

Ir Nunuk  Januwati MS dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat dan Aromatik (Balittro) Bogor, berpendapat temu giring memiliki khasiat mencerahkan dan menghaluskan kulit. Rimpang temu giring juga dapat mengangkat sel kulit mati sehingga menjadikan kulit tampak cerah.

“Biasanya kalau mau jadi pengantin, yang perempuan diluluri selama sebulan penuh menggunakan temu giring. Yang tadinya kulit itu hitam dan bersisik bisa jadi kuning langsat,” katanya, seperti dikutip dari agrina-online.com.

Dari sisi kandungan zar aktif, Sofiana Sembiring, peneliti pascapanen Balittro, mengatakan, temu giring berisi flavonoid, minyak atsiri, kurkumin, monoterpen, dan piperazin sitrat. Kandungan minyak atsiri, kata Sofi, menjadikan temu giring mengeluarkan aroma khas. “Selain untuk kecantikan, temu giring juga bermanfaat sebagai obat cacing bagi anak dan sumber aktioksidan yang cukup tinggi,” katanya.

Tanaman temu giring seperti dikutip dari usu.ac.id , merupakan temu-temuan atau empon-emponan bersosok tegak, dengan tinggi mencapai 2 m. Batang temu giring berwarna hijau pucat dan tumbuh tersusun atas banyak pelepah daun.

Daunnya berbentuk lanset melebar. Helaian daunnya tipis, uratnya kelihatan dan berwarna hijau muda. Bunga temu giring muncul dari bagian samping batang semu. Pinggiran mahkota bunga berwarna merah. Bunga ini memiliki daun-daun pelindung yang berujung lancip.

Rimpang temu giring tumbuh menyebar di sebelah kiri dan kanan batang secara memanjang sehingga terlihat kurus atau membengkok ke bawah. Secara kesuluruhan, rimpang temu giring umumnya tumbuh mengarah ke bawah dengan percabangan berbentuk persegi. Apabila rimpang dibelah, akan terlihat daging rimpang berwarna kuning. Ciri-ciri tanaman temu giring yang paling khas adalah mahkota bunganya (petal) berwarna merah muda, sangat indah.

Manfaat Herbal Temu Giring

Temu giring yang memiliki nama ilmiah Curcuma heyneana,  dan dikenal di Bali dengan nama temu poh, dalam bahasa Inggris disebut pale tumeric (Inggris). Menurut G Kartasapoetra dalam bukunya, Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat (Penerbit PT Bineka Karya Jakarta, tahun 2004), tempat pertumbuhan temu giring adalah di Pulau Jawa. Kini, temu giring sudah banyak diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman apotek hidup, terutama di Jawa. Penduduk Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat sudah mengusahakannya sebagai bahan jamu atau obat tradisional yang relatif  menguntungkan .

Secara tradisional, dikutip dari Wikipedia, rimpang temu giring mempunyai beberapa khasiat, antara lain sebagai obat luka, obat cacing, obat sakit perut, obat pelangsing, memperbaiki warna kulit. Prof HM Hembing Wijayakusuma, ahli pengobatan trasidional dan akupunktur yang pernah menjabat Ketua Umum Perhimpunan PengobatanTradisional  Akupunktur se-Indonesia (almarhum, Red), seperti dikutip dari rafflesia.wwf.or.id, menyebutkan temu giring  menjadi obat untuk mengatasi perasaan tidak tenang atau cemas, jantung berdebar-debar, haid tidak teratur, obat rematik, menambah nafsu makan, meningkatkan stamina, menghaluskan kulit, obat jerawat, obat cacar air, dan obat batuk .

Skolastika Feranda Wardhani (Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), seperti dikutip dari usd.ac.id, melakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkap radikal bebas 2,2 difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) UV protection, dan antibakteri pada ekstrak rimpang temu giring. Hasil penelitian  menyimpulkan ekstrak rimpang temu giring memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH, UV protection, dan anti bakteri, dan teridentifikasi  sebagai golongan senyawa flavonoid. 

Sedangkan tim peneliti Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin Makassar, meneliti uji aktivitas ekstrak etanol temu giring sebagai bahan tabir surya. Pengujian didasarkan pada kemampuan bahan mengabsorbsi sinar ultraviolet. Melalui uji aktivitas terhadap ekstrak etanol temu giring secara in vitro menggunakan spektrofotometer uv-vis, disimpulkan ekstrak etanol temu giring dapat memberikan perlindungan kulit dari radiasi UV dengan persen transmisi eritema 0,90 dan persen transmisi pigmentasi 0,96 sehingga dikategorikan sebagai tabir surya secara total.

Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, meneliti  pengaruh formulasi krim minyak atsiri rimpang temu giring terhadap sifat fisik dan daya anti jamur terhadap Candida albicans. Hasil penelitian menyebutkan krim minyak atsiri rimpang temu giring M/A (diameter zona hambatan 1,84±0,071 cm) memiliki daya anti jamur terhadap Candida albicans yang lebih baik daripada krim A/M (diameter zona hambatan 1,70±0,074 cm).

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home