Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Reporter Satuharapan 18:56 WIB | Rabu, 25 April 2018

Temuan Ikan Mola-mola di Teluk Palu, Dorong Penelitian Lebih Lanjut

Ilustrasi. Ikan mola-mola terdampar. (Foto: sumbar.antaranews.com)

POSO, SATUHARAPAN.COM — Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah menerjunkan sejumlah petugasnya ke Pantai Talise, Kota Palu Selasa (24/4) pagi menyusul laporan ditemukannya ikan mola-mola oleh nelayan di Teluk Palu.

Kepala BKSDA Sulawesi Tengah Noel Layuk Allo kepada VOA mengatakan ikan langka berukuran besar yang juga dikenal sebagai “sunfish” itu, sebenarnya ditemukan di tepian Teluk Palu sejak Senin malam, diduga karena terbawa arus. Upaya menggiring ikan itu kembali ke perairan tidak membuahkan hasil hingga akhirnya ikan itu mati.

“Sejak kemarin masih menepi, tapi didorong-dorong oleh masyarakat untuk kembali ke laut. Mungkin karena derasnya arus, sehingga menepi, tadi pagi dilihat lagi keadaannya memang sudah tidak bisa diselamatkan, sudah mati,” kata Noel.

Ikan mola-mola yang ditemukan terdampar di Teluk Palu itu memiliki ukuran panjang 2,2 meter dan lebar 1,6 meter, serta berkelamin betina. Sejumlah referensi menyebutkan mola-mola merupakan ikan karang dalam yang berasal dari zaman purba. Ikan pemakan ubur-ubur dan plankton itu juga dikenal sebagai sunfish atau ikan matahari karena sering kali ditemukan berjemur di permukaan air laut.

Ciri khas ikan itu adalah tidak mempunyai sirip ekor, tetapi tetap ada sirip sayap di atas punggung dan bawah perut. Berat ikan ini bisa mencapai 1.000 kilogram. Kecepatan ikan ini berenang sangat lambat yaitu 3,2 kilometer per jam dan diketahui tidak bisa melawan arus.

“Menurut para ahli sebenarnya digolongkan jenis plankton, hanya karena bentuknya besar dan tidak bisa melawan arus. Jika arus agak besar, biasanya terdampar. Mola-mola ini dimasukkan sebagai ikan bertulang belakang terberat,” Noel menjelaskan.

Dia menambahkan, peristiwa penemuan ikan mola-mola itu membuat pihaknya dan instansi terkait lain meningkatkan pengawasan atas kemungkinan terjadinya hal serupa.

“Kalau ada biota laut, atau jenis-jenis ikan yang aneh, yang unik apalagi yang dilindungi, supaya itu jangan diganggu, jangan disakiti. Kita harapkan supaya ini bisa diinformasi ke kami untuk bisa atau mengamankan kekayaan alam kita, keanekaragaman kita di laut,” ia menambahkan.

Andi Syahriddin dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Makassar, satuan kerja Kota Palu, mengatakan pihaknya berencana melakukan penelitian lebih jauh karena referensi sebelumnya menyatakan jenis ikan mola-mola hanya ditemukan di perairan Nusa Penida, Bali, sekitar bulan Juli-September. Sangat menarik untuk mengetahui mengapa ikan ini juga ada di Teluk Palu, tambah Andi.

“Ikan ini hanya terindikasi ada di Bali, tetapi dari beberapa tahun terakhir ini, ini sudah kejadian yang kelima kali ada pendamparan di Teluk Palu. Kemungkinan di Teluk Palu ini adalah habitatnya ikan ini, cuma belum ada penelitian yang lebih lanjut,” ujar Andi.

Dia menambahkan, ikan mola-mola merupakan jenis ikan atau biota laut yang dilindungi dan masuk dalam target konservasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2015-2019. (voaindonesia.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home