Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 19:10 WIB | Sabtu, 22 Februari 2020

Terinfeksi Covid-19 Tanpa Gejala, Tetapi Menularkan pada Orang Lain

Perempuan di pusat belanja di Beijing, China, mengenakan masker untuk mencegah penularan virus COVID-19. (Foto: dok. Reuters)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Seorang perempuan China berusia 20 tahun dari kota Wuhan, pusat penyebaran wabah virus corona, melakukan perjalanan sejauh 400 mil  atau 675 kilometer ke utara di Anyang, di mana dia menginfeksi lima kerabatnya. Namun dia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda infeksi, kata para ilmuwan China melaporkan pada hari Jumat (21/2), dan menduga bahwa ada bukti baru virus itu dapat menyebar tanpa gejala.

Studi kasus, yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association itu menawarkan petunjuk tentang bagaimana virus corona yang dinamai COVID-19 menyebar, dan mengatakan mengapa virus itu mungkin akan sulit untuk dihentikan.

"Para ilmuwan telah bertanya apakah Anda dapat terinfeksi (virus) ini dan tidak sakit? Jawabannya jelas, ya," kata Dr. William Schaffner, kepada Reuters. Dia seorang ahli penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, namun tidak terlibat dalam penelitian itu.

China telah melaporkan total 75.567 kasus virus yang dikenal sebagai COVID-19 kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) termasuk 2.239 kematian, dan virus tersebut telah menyebar ke 26 negara dan wilayah di luar China daratan.

Para peneliti China itu telah melaporkan secara sporadis individu yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi virus. Apa yang berbeda dalam penelitian ini adalah bahwa ia menawarkan percobaan laboratorium alami, kata Schaffner.

"Anda membawa pasien dari Wuhan tempat virus itu berada, bepergian ke tempat virus itu tidak ada. Dia tetap tidak menunjukkan gejala dan menginfeksi sekelompok anggota keluarga, kemudian sekelompok dokter langsung memanfaatkan saat itu untuk menguji semua orang."

Menurut laporan itu, oleh Dr. Meiyun Wang dari Rumah Sakit Rakyat Universitas Zhengzhou dan rekannya, perempuan itu melakukan perjalanan dari Wuhan ke Anyang pada 10 Januari dan mengunjungi beberapa kerabat. Ketika mereka mulai sakit, dokter mengisolasi perempuan itu dan mengujinya untuk virus korona. Awalnya, perempuan muda itu dites dan hasilnya negatif untuk virus COVID-19, tetapi tes lanjutan menunjukkan dia positif terinfeksi.

Kelima kerabat perempuan itu menderita pneumonia akibat COVID-19, tetapi pada 11 Februari, perempuan muda itu masih belum menunjukkan gejala apa pun. Foto dadanya tetap normal, dan dia tidak mengalami demam, masalah perut atau gejala pernapasan, seperti batuk atau sakit tenggorokan.

Para ilmuwan dalam penelitian ini mengatakan jika temuan tersebut direplikasi, "pencegahan infeksi COVID-19 terbukti menjadi sangat menantang."

Pertanyaan kuncinya sekarang, kata Schaffner, adalah seberapa sering penularan semacam ini terjadi, dan berapa lama periode tanpa gejala pada seseorang sampai tes positif terhadap virus itu.(Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home