Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 22:08 WIB | Senin, 09 Desember 2019

The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara

The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Kipas sayap-perunggu (Rhyothemis obsolescens/Kirby, 1889). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Luncur merah-jambu (Trithemis aurora/Burmeister, 1839). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Kipas Sibolang (Rhyothemis regia/Brauer, 1867). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Sampur bintik-dua (Neurobasis chinensis/Linnaeus, 1758). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Beludru dada biru (Euphaea impar/Selys, 1859). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Lawai Sumba (Nososticta diadesma/Lieftinck, 1936). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Depa pohon bercak (Tyriobapta torrida/Kirby, 1889). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Mata majemuk Hantu kaki-kuning (Copera marginipes/Rambur, 1842). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Bagian dada (thorax) Nilam biru Jawa (Heliocypha fenestrata/Burmeister, 1839). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Bagian ekor Gada pancing Sumba (Paragomphus tachyerges/Lieftinck, 1934). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Serut gadung (Ceriagrion calamineum/Lieftinck, 1951). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Kipas sayap-ragam (Rhyothemis variegata/Linnaeus, 1763). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Lawai jingga (Nososticta selysii/Foerster, 1896). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Nilam Sumba (Rhinocypha sumbana/Förster, 1897). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Mega rimba Malaya (Podolestes orientalis/Selys, 1862). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Dewi hutan (Brachygonia oculata/Brauer, 1878). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Gada tombak biasa (Ictinogomphus decoratus/Selys, 1854). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Perut pendek kelabu (Aethriamanta gracilis/Brauer, 1878). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)
The Color of Archipelago, Warna-warni Surga dalam Ragam Capung Nusantara
Katik merah (Nannophya pygmaea/Rambur, 1842). (Foto: dok. pribadi Wahyu IDS Sigit)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pameran foto karya seniman foto Wahyu Sigit Rahadi yang diambil dalam rentang tahun 2010-2019 dengan tajuk “Dragonfly, Pengetahuan dan Citra” mempresentasikan 97 karya foto dengan obyek capung digelar di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), 30 November - 8 Desember 2019.

Di Indonesia capung tersebar sekitar 18 famili, 111 genus, dan sekitar lebih 1.000-an spesies capung, serta di Pulau Jawa terdapat 16 famili, 88 genus, dan 177 spesies capung dimana 28 merupakan spesies endemik.

Komunitas Capung Indonesia mencatat di Indonesia terdapat 18 famili, 167 genus, dan 1.125 spesies capung. Sedangkan dari jenisnya terbagi menjadi 433 anisoptera (dragonflies) atau capung dan 692 zygoptera (damselflies) atau capung jarum. Jenis capung Indonesia mencapai 15 persen dari 5.680 jenis capung di dunia.

Capung/dragonfly- damselflies adalah jenis serangga yang menjadi indikator lingkungan yang sehat: tanah, udara dan air. Capung tidak bisa hidup di lingkungan yang kotor, terlebih pada wilayah yang memiliki tingkat polusi suara-udara dan air yang tinggi. Habitat dari kelompok serangga yang termasuk dalam keluarga Odonata ini terus berkurang seiring dengan menurunnya tingkat udara yang sehat dan sumber air yang bersih.

Capung masuk dalam kelompok serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata. Capung diklasifikasikan kedalam kingdom animalia, class Insecta, ordo Odonata yang terbagi ke dalam 2 sub-ordo yakni sub ordo Anisoptera (dragonflies) dan sub-ordo Zygoptera (damselflies). Capung diberi nama Odonata oleh Fabricius pada tahun 1793. Nama tersebut diambil dari bahasa Yunani: odonta-gnata yang berarti rahang bergigi. Capung termasuk kelompok insecta atau serangga yang memiliki ciri-ciri terdiri atas tiga bagian: a) kepala (caput), b) dada (thorax), c) perut (abdomen), serta dua pasang sayap.

Identifikasi yang dilakukan Wahyu Sigit bersama Indonesia Dragonfly Society menjadi penting ketika mampu menghadirkan keragaman biodivesitas capung di Indonesia dalam visual yang menarik dan pas: bentuk tubuh eksotis, warna yang indah, habitat, serta perilaku capung termasuk beberapa proses metamorfosis dari naiad/larva menuju capung dewasa.

Dalam diskusi pendokumentasian capung yang dihelat di ruang pamer BBY Minggu (8/12) kurator pameran Edial Rusli yang merupakan dosen Fakultas Seni Media Rekam  ISI Yogyakarta memberikan penjelasan proses estetika Wahyu Sigit melalui proses riset yang cukup panjang dan berpotensi untuk terus berkelanjutan sehingga menghasilkan karya foto dengan visual yang benar secara komposisi, bentuk obyek, hingga habitatnya, dan disajikan dalam kondisi sebenarnya tanpa adanya manipulasi (editing) pada karya foto yang dihasilkan. Karya foto yang dihasilkan Wahyu Sogit selain indah secara visual juga memiliki fungsi sebagai karya dokumenter yang memiliki nilai informasi dan ilmu pengetahuan yang penting.

“Bahwa pembuatan ini (karya foto dan buku) untuk membantu menyediakan informasi tentang capung bagi dunia biologi dan entomologi di Indonesia. Pameran ini didedikasikan Wahyu Sigit untuk teman-teman yang membutuhkan ilmu-informasi tentang serangga terutama capung supaya tidak dibunuh, tidak dihilangkan, supaya besok suatu saat jenis/spesies ini punah masih ada dokumentasi gambarnya. Kepedulian seperti inilah yang sebenarnya harus kita sadari bersama,” papar Edial Rusli saat diskusi, Minggu (8/12) sore.

Sumbangan foto-foto beserta informasi yang dihimpun Wahyu Sigit bersama IDS dan komunitas-komunitas lainnya (pecinta-peneliti capung) bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dunia entomologi Indonesia yang sempat mengalami minim bahkan kekosongan informasi seputar capung sangat penting karena tanpa mereka keberadaan jenis-jenis capung Indonesia mungkin tidak diketahui.

Dengan jenis capung yang berjumlah 1.125 jenis/spesies, keragaman biodiversitas capung Indonesia melengkapi warna keindahan alam Indonesia. Jumlah spesies capung tersebut merupakan jumlah terbesar kedua di dunia setelah jenis capung yang hidup di negara Brasil.

Tidak berlebihan jika keragaman biodiversitas capung Indonesia sesungguhnya adalah The Color of Archipelago. Warna-warni surga di nusantara yang sempat terlambat dikenali.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home