Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 23:07 WIB | Senin, 22 Mei 2017

The Secret Code of Heri Dono, Ketika Perupa Berbagi Gagasan dan Cerita

Ilustrasi poster The Secret of Heri Dono yang berlangsung 7 Juni hingga 7 Juli 2017 di Studio Kalahan Jalan Patukan 50 RT 1 RW 20, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. (Foto: Studio Kalahan)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Heri Dono perupa kontemporer Yogyakarta yang tiga tahun terakhir lebih banyak berkiprah di kancah internasional melalui pameran tunggal-bersama hingga penghargaan yang diterimanya, "pulang kampung" dengan mulai melakukan aktivasi studio miliknya Kalahan yang berada di Dusun Patukan, Ambarketawang Kecamatan Gamping - Sleman.

Heri Dono merupakan seniman Indonesia pertama yang masuk ke percaturan dunia seni rupa global pada awal 1990-an. Heri Dono dikenal melalui karyanya yang berawal dari eksperimen dengan teater rakyat Jawa yang paling populer: wayang.

Di banyak instalasi dan pertunjukannya, Heri Dono secara efektif memanfaatkan potensi performativitas dan interaktivitas sehingga karya-karyanya terlibat dalam dialog yang intens dengan publik.

Dalam banyak lukisannya, Heri Dono menampilkan deformasi liar dan fantasi bebas yang memunculkan karakter cerita wayang. Pengetahuan mendalam tentang film kartun anak-anak, film animasi, dan komik, membuat karyanya selalu dipenuhi dengan karakter dari cerita fantastis yang tidak masuk akal. Heri Dono seringkali memasukkan ucapan kritisnya mengenai isu-isu sosio-politik di Indonesia dan luar negeri.

Konsistensi eksplorasi terhadap dunia wayang dalam karyanya mengantarkan Heri Dono mendapat penghargaan Unesco Prize untuk kategori Education art pada tahun 2000. Diluar penghargaan yang diterima dari Unesco, berbagai penghargaan dan undangan telah diterima Heri Dono diantaranya Triennial Guangzhou (2011); Biennale Gwangju (2006 dan 1995); Sharjah Biennial (2005); Taipei Biennial (2004); Venice Biennale (2003); Asia Pacific Triennial (2002 dan 1993); Yokohama Triennial (2001); Havana Biennial (2000); Shanghai Biennale (2000); Sydney Biennale (1996); São Paolo Biennial (2004 dan 1996), pemenang penghargaan Prince Claus Award for Culture and Development (1998),  dan Anugerah Adhikarya Rupa (Penghargaan Seni) dari Pemerintah Indonesia pada tahun 2014.

Heri Dono merupakan satu-satunya seniman/perupa Indonesia kontemporer yang diundang ke pameran kuratorial Biennale Venesia ke-50 di Zona Urgensi Arsenale pada 2003. Lebih dari 270 pameran termasuk 31 biennale internasional telah diikutinya. Tahun 2009 Heri Dono menggelar pameran tunggal bertajuk "Heri-Donology" di Jogja Gallery.

The Secret Code of Heri Dono

Bagi seniman/perupa, studio adalah ruang pribadi yang menjadi laboratorium seni yang menunjukkan proses berkarya, pengembangan pengetahuan baru dan dokumentasi atas miniatur sejarah.

Ketiadaan museum seni rupa di Indonesia menjadi kekhawatiran Dono sehingga memunculkan gagasan untuk menyelenggarakan program pameran "The Secret Code of Heri Dono". Sebuah program yang mencoba memaparkan kode rahasia Heri Dono dalam berproses karya sejak dari awal melalui penggalian arsip dokumen dan foto mulai tahun 1980-an, sketsa dan catatan pribadi, sumber inspirasi dari buku-buku yang dibaca, juga pengaruh dari pemikiran seniman lain yang hadir secara nyata di ruang kerja pribadinya.

Museum mengacu pada tempat di mana hal-hal dan nilai-nilai yang diawetkan dipelajari dan dikomunikasikan yang bisa dipakai sebagai tanda untuk menafsirkan fakta yang tidak hadir pada museum. Dengan demikian museum bisa dipahami sebagai “tempat memori”. Gagasan inilah yang digunakan pijakan oleh Heri Dono sebagai pemahaman awal fungsi museum dalam konteks ruang dalam membekukan pemikiran dan nilai.

Program pameran ini masih dilengkapi dengan pengolahan ide dari penelitian dan ilmu pengetahuan di luar seni juga menjadi catatan penting bagi Dono.

Program ini sekaligus menjadi eksperimen bagi Heri Dono dalam mengolah Studio Kalahan miliknya sebagai contoh prototipe museum, sebuah gagasan mengenai museum seni rupa yang mengutamakan produksi wacana dan pengetahuan tentang karya seniman Indonesia di Nusantara dengan memamerkan replika dari karya para maestro seni rupa dan berbagai arsip mengenai latar belakang mereka. Secara spesifik Heri Dono menyebutnya sebagai museum wacana.

Studio yang mengacu pada kata belajar, dipakai Heri Dono sebagai jembatan untuk mengakomodasi peran studionya sebagai prototipe museum.

Program "The Secret Code of Heri Dono" yang berlangsung 7 Juni hingga 7 Juli 2017 di Studio Kalahan akan menyajikan pameran tunggal Heri Dono menampilkan karya lukisan, patung, seni instalasi, dan wayang sejak tahun 1990-an hingga karya terbaru, studio tour untuk mengembangkan jaringan dan kerja sama antara Studio Kalahan dengan institusi dan kurator seni, diskusi Reading the Personal Code of Heri Dono untuk memperdalam wawasan mengenai karya Heri Dono, performance art wayang legenda, serta workshop wayang bersama Heri Dono yang mempertemukan audiens dengan Heri Dono dalam sebuah workshop kreatif membuat wayang.

Pameran akan dibuka oleh Dewa Made J. Sastrawan, staf khusus Menteri Perhubungan Bidang Organisasi Internasional dan Negara India  dengan dimeriahkan pertunjukan musik dan performance art Kuda Binal pada Rabu (7/5) malam di Studio Kalahan.

Keseluruhan program acara akan diselenggarakan di Studio Kalahan  Jalan Patukan 50 RT 1 RW 20, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home