Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:59 WIB | Sabtu, 27 Februari 2021

Tiga Pengunjuk Rasa Tewas Ditembak di Nasiriyah, Irak

Foto menunjukkan pengunjuk rasa Irak di sebelah ban yang terbakar saat bentrokan dengan polisi selama demonstrasi anti pemerintah di kota Nasiriyah di Provinsi Dhi Qar, Irak selatan. (Foto: dok. AFP/Asaad Niazi)

BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM-Tiga pengunjuk rasa ditembak mati hari Jumat (26/2) dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Irak di kota Nasiriyah, kata petugas medis. Protes menandai kebangkitan unjuk rasa anti pemerintah di kota wilayah selatan.

Para pengunjuk rasa telah menentang gelombang kedua infeksi virus corona dan memperbarui langkah-langkah penguncian untuk menjaga gerakan anti pemerintah mereka yang sudah berjalan lama di Nasiriyah, bahkan ketika gerakan itu telah memudar di tempat lain di negara itu.

Pekan ini, mereka berkumpul di luar gedung utama gubernur di Nasiriyah untuk menuntut pemecatan gubernur Nazem Al-Waeli karena memburuknya layanan publik. Pada hari Jumat, tiga pengunjuk rasa ditembak mati oleh pasukan keamanan di sana, kata petugas medis di kota itu kepada AFP.

Foto seorang demonstran yang tewas dalam aksi protes anti pemerintah, terlihat di Nassiriya, Irak pada aksi 29 Januari 2021. (Foto: dok. Reuters)

 

“Ada 47 orang lainnya terluka, tetapi semua rumah sakit penuh dengan pasien virus corona. Kami kesulitan menemukan tempat untuk merawat mereka," kata seorang petugas medis.

Hari itu adalah hari paling mematikan dalam sepekan kekerasan: dua pengunjuk rasa tewas dalam konfrontasi serupa pada hari Senin dan Kamis.

Irak dilanda perang selama puluhan tahun, korupsi pemerintah, dan kelangkaan investasi telah membuat Negara itu mengalami masalah air, listrik, lapangan pekerjaan, dan masalah ekonomi dalam keadaan menyedihkan.

Banyak rumah tangga hanya medapatkan jatah aliran listrik beberapa jam per hari dan mengeluhkan air keran yang tercemar. Kemarahan telah memicu protes besar di masa lalu. Pada akhir 2019, frustrasi publik atas layanan yang buruk, pengangguran, dan korupsi berubah menjadi gerakan anti pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya di Irak selatan serta Baghdad.

Hampir 600 orang telah terbunuh dalam kekerasan terkait protes sejak itu, termasuk dalam kekerasan massal pada demonstrasi tetapi juga dalam pembunuhan yang ditargetkan. Demonstrasi hampir seluruhnya mereda selama setahun terakhir tetapi kembali meletus di Nasiriyah.

Kekerasan baru terjadi kurang dari dua pekansebelum Paus Fransiskus akan mengunjungi Provinsi Dhi Qar, di mana Nasiriyah adalah ibu kotanya, sebagai bagian dari perjalanan kepausan pertama kali ke Irak. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home