Tim Layar Spanyol Alami Trauma, Dirampok di Brasil
RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Tim layar Spanyol yang mempersiapkan diri untuk Olimpiade 2016 mengalami trauma karena menjadi korban tindak kriminal perampokan saat santai dan berjalan-jalan di kawasan Rio De Janeiro, Brasil.
“Ini bukan pengalaman yang menyenangkan, kalau saya boleh katakan, ini adalah hari terburuk dalam karir saya,” kata pelatih cabang olahraga layar Spanyol, Santi Lopez Vazquez seperti yang dia kemukakan di time.com, hari Senin (23/5).
“Ada lima pemuda dengan dua pistol. Mereka mengambil semua peralatan kerja kami,” kata Santi Lopez.
Santi Lopez menjelaskan saat mengalami perampokan dia sedang bersantai bersama dengan dua anak didiknya yakni atlet layar Spanyol, Fernando Echavarri dan Tarra Pacheco, di kawasan Rio De Janeiro, Brasil.
“Seingat saya mereka berjumlah lima orang (kawanan perampok, red) dan mereka mengambil apa yang kami miliki di bawah todongan senjata,” kata Santi Lopez.
Santi Lopez menjelaskan saat ini dia dan sedang berada di Brasil untuk berlatih menjelang Olimpiade yang akan diselenggarakan Agustus 2016.
Pada Jumat (13/5), mantan pesepak bola Brasil, Rivaldo Vitor Borba Ferreira atau yang akrab disapa Rivaldo mengemukakan kekecewaan terhadap negaranya yang akan menyelenggarakan ajang multi even empat tahunan tersebut.
“Jangan datang ke Brasil, sudah tinggalkan saja,” kata mantan pesepak bola berusia 47 tahun tersebut seperti diberitakan CNN International.
Rivaldo mengatakan kepada banyak orang lewat media sosial bahwa saat ini kekerasan dan tindak kriminal mengganggu ketentraman warga Rio De Janeiro, Brasil. Mantan pesepak bola tim nasional Brasil yang pernah memperkuat AC Milan dan Barcelona tersebut menyatakan keprihatinan atas kasus pembunuhan yang menyebabkan perempuan berusia 17 tahun asal Rio De Janeiro, Brasil meninggal dunia.
Rivaldo menyebut peristiwa pembunuhan tersebut tidak hanya menipiskan rasa percaya diri bagi atlet asing yang akan bertanding, namun kredibilitas Brasil di Olimpiade akan turun.
Masalah Multi Dimensi Melanda Brasil Menjelang Olimpiade 2016
Menjelang Olimpiade yang digelar Agustus 2016, Brasil memiliki berbagai masalah, seperti diberitakan time.com, 2 April 2015. Masalah yang paling mendasar yakni keamanan karena tindakan kriminalitas terjadi di berbagai kota di Brasil.
Pada Maret 2015, time.com mencatat terjadi tujuh perampokan di ruang publik antara lain di stasiun kereta komuter yang dilakukan kelompok bersenjata.
Permasalahan lingkungan juga menjadi problem yang melanda Brasil, pencemaran lingkungan yang mendapat sorotan dunia yakni di Teluk Guanabara, Rio De Janeiro yang akan menjadi tempat berlangsungnya cabang olahraga layar untuk Olimpiade 2016.
Hingga akhir Desember 2015, Wali Kota Rio De Janeiro, Eduardo Paes belum menunjukkan itikad baik yakni melakukan pembersihan sampah di teluk tersebut.
Pencemaran yang terjadi di wilayah tersebut antara lain bercampurnya berbagai jenis sampah yang dapat didaur ulang, dan tidak dapat didaur ulang, semua sampah tersebut bercampur menjadi satu di teluk tersebut.
Eduardo Paes bahkan pernah mengatakan polusi atau pencemaran air tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi para atlet layar.
Pendapat Eduardo Paes mendapat tentangan dari ahli biologi dari Federal University of Rio De Janeiro, Mario Moscatelli yang mengatakan – seperti diberitakan The Atlantic, pada Maret 2016 – pemerintah Brasil sesungguhnya memiliki teknologi, waktu dan uang untuk melakukan perbaikan yang signifikan, tetapi masalah pencemaran lingkungan bukan prioritas utama Brasil.
Editor : Bayu Probo
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...