Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 17:32 WIB | Senin, 20 November 2017

Tito Karnavian Yakinkan Investor untuk Berinvestasi di NKRI

Ilustrasi. Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, menunjukkan sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7). Kasus ini disorot publik. (Foto: antaranews.com/Puspa Perwitasari)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian mengajak para investor agar tidak ragu untuk berinvestasi di Indonesia karena situasi keamanan di Indonesia dan negara-negara tetangga relatif stabil.

"Masalah di Marawi, Filipina Selatan, ada masalah di Papua, ada masalah terorisme Asia Tenggara, ada masalah di Myanmar, tapi perang antarnegara tidak ada," kata Kapolri di Jakarta, hari Senin (20/11).

Ia menyebut wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia merupakan wilayah yang paling aman di dunia karena tidak ada konflik antarnegara.

Hal ini berbeda dengan kondisi di wilayah Asia lainnya yang kerap dilanda konflik dan ketegangan.

"Bila dibandingkan dengan konflik kerawanan, ketegangan antarnegara di Korea Selatan, Taiwan, China dan lain-lain, apalagi yang di Timur Tengah sampai perang antarnegara," katanya.

Menurutnya, keamanan wilayah Asia Tenggara tersebut didukung oleh adanya organisasi ASEAN.

Ia menambahkan Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara dengan ekonomi yang mampu mendominasi dunia.

"Indonesia memiliki potensi menjadi negara dominan, karena kita mempunyai populasi yang besar. Ini menjadi sumber potensial. Angkatan kerja besar, SDA melimpah, kemudian luas wilayahnya," katanya.

Saat ini Indonesia masuk ke dalam peringkat 16 besar dalam G20 dan berpotensi untuk terus mengalami kenaikan peringkat.

"Survei-survei menunjukkan bahwa sekarang kita masuk G20, 16 besar. Bahkan ada yang survei yang menyampaikan bahwa pada 2035 diperkirakan nomor 5, di tahun 2045 akan menjadi nomor 4 dunia," katanya.

Ia menambahkan bahwa untuk mewujudkan mimpi tersebut masyarakat diminta untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan.

"Jangan kita ribut cakar-cakaran di dalam. Negara yang paling solid di internal, bisa memenangkan pertarungan. Jadi kita harus berpikir jangan ribut masalah suku, agama, ras. Masalah perbedaan itu harusnya sudah selesai pada tahun 1928 melalui Sumpah Pemuda," katanya. (Antara)

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home