Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 20:01 WIB | Sabtu, 07 Mei 2022

TNI AL Tangkap Kapal Membawa Minyak Sawit ke Luar Negeri

TNI Angkatan Laut menyita 34 kontainer berisi produk turunan CPO untuk membuat minyak goreng dari dalam Kapal MV Mathu Bhum berbendera Singapura di Perairan Belawan, Sumatera Utara. Kapal berisi RBD atau Refined, Bleached, Deodorized Palm Olein dengan tujuan Port Klang, Malaysia. Kapal ini ditangkap karena melanggar aturan terkait pelarangan ekspor sementara oleh Pemerintah guna menjaga stabilitas produksi minyak goreng dalam negeri. (Foto: tangkap layar video)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-TNI Angkatan Laut menyita sebuah kapal tanker yang membawa minyak sawitdari Perairan belawan, Sumatera Utara ke luar negeri yang melanggar larangan ekspor, kata seorang juru bicaranya pada hari Sabtu (7/5).

Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia, melarang ekspornya pekan lalu untuk mengendalikan melonjaknya harga di pasar domestik dan kelangkaan minyak goreng.

Sebuah kapal perang Indonesia mencegat MV Mathu Bhum berbendera Singapura pada hari Rabu (4/5) saat menuju Malaysia,kata  juru bicara TNI Angkatan Laut, Agung Prasetiawan, mengatakan dalam siaran pers.

“Kapal itu membawa... 34 peti kemas berisi minyak kelapa sawit yang dimurnikan, diputihkan, dihilangkan baunya (RBD). Ini jenis bahan yang untuk sementara dilarang ekspornya,” imbuhnya.

Indonesia memproduksi sekitar 60 persen minyak sawit dunia, yang digunakan dalam berbagai produk seperti kosmetik dan olesan cokelat. Sepertiga dari outputnya dikonsumsi di dalam negeri.

Minyak nabati adalah salah satu makanan pokok yang telah menghadapi harga mencapai rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir setelah invasi Rusia ke pembangkit tenaga listrik pertanian Ukraina, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB.

Produsen di Indonesia akhir-akhir ini enggan menjual di dalam negeri karena mengekspor lebih menguntungkan saat ini karena harga internasional yang tinggi.

Tetapi pihak berwenang turun tangan untuk mencoba dan mengendalikan harga, karena khawatir akan kemarahan publik karena konsumen di beberapa kota terpaksa mengantre berjam-jam di pusat distribusi untuk membeli minyak goreng dengan harga bersubsidi.

Larangan ekspor Indonesia membuat harga minyak sawit, kedelai, rapeseed Eropa, dan minyak kanola mencapai titik tertinggi dalam sejarah.

Indonesia berencana untuk melanjutkan ekspor ketika harga minyak goreng curah lokal turun menjadi Rp 14.000, setelah melonjak dalam beberapa pekan terakhir menjadi Rp 26.000.

Harga telah turun menjadi 17.200 rupiah pada hari Jumat (6/5). (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home