Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 07:02 WIB | Senin, 15 Juni 2015

Transaksi MEA Hendaknya Gunakan Bahasa Melayu

BATAM, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Malaya, Malaysia Zainal Abidin Burhan menyerukan agar semua transaksi dalam pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN menggunakan Bahasa Melayu untuk memperkuat jati diri ASEAN yang mayoritas warganya menggunakan Bahasa Melayu.

Zainal di Batam Kepulauan Riau, Minggu (14/6), mengatakan khawatir jika transaksi menggunakan Bahasa Inggris, maka ada warga negara selain ASEAN yang menyusup dan memanfaatkan pelaksanaan MEA untuk kepentingan pribadi.

"Seandainya bukan Bahasa Melayu, orang lain akan ambil peranan," kata Zainal jelang Kongres Bahasa Melayu.

Di Malaysia, kata pemerhati Budaya Melayu itu, Bahasa Melayu mengambil peranan penting dalam hampir semua segi kehidupan, kecuali bisnis.

Pebisnis Malaysia lebih menyukai berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris, karena menganggap bahasa itu lebih diterima.

Karenanya ia berharap pemangku kepentingan dapat membuat penegasan, bahasa resmi dalam pelaksanaan MEA adalah Bahasa Melayu.

Hal senada dikatakan Ketua Lembaga Adat Melayu Provinsi Riau, Al Azhar mengatakan sudah sewajarnya Bahasa Melayu dijadikan alat komunikasi dalam pelaksanaan MEA.

"Desember sudah mulai MEA, kekhawatiran kami muncul, apabila dalam perdagangan bahasa inggris lebih dipandang tinggi dibanding Bahasa Melayu oleh pelaku bisnis," katanya.

Hendaknya Bahasa Melayu memegang peranan penting dalam komunikasi antarwarga ASEAN.

Meski menginginkan Bahasa Melayu ditinggikan martabatnya, namun tidak demikian dengan aksara Arab Melayu yang kerap digunakan leluhur dalam buku sastra dan ilmu pengetahuan.

"Aksara itu sebagai simbol. Kami sadar itu menjadi masa lalu. Peminatnya hampir tidak ada lagi," ujarnya.

Menurut dia, aksara Arab Melayu sudah ditinggalkan dan makin sedikit orang yang bisa menggunakan tulisan menyerupai aksara Arab itu. (Ant


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home