Transportasi Umum di Australia Kembali Digunakan Setelah Pelonggaran Aturan Virus Corona
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM – Beberapa negara sudah mulai melonggarkan pembatasan aktivitas dan pergerakan warga di tengah pandemi COVID-19 yang belum berakhir.
Salah satu masalah yang dihadapi berbagai pemerintah adalah mengatur transportasi umum karena jarak aman antarorang masih diperlukan untuk menghindari penularan virus corona.
Jutaan orang setiap hari di Australia menggunakan transportasi umum, namun bagaimana menerapkan 'social distancing', jika penumpang berdesakan di dalam kereta atau bus?
Bila aturan empat meter per segi untuk setiap orang, maka di dalam sebuah bus misalnya hanya akan ada enam penumpang dan satu orang sopir di dalamnya.
Solusinya Masih Digodok
Berbagai negara bagian di Australia, tampaknya sangat sadar dengan tantangan yang mereka hadapi terkait transportasi umum, meski rencana mengatasinya masih digodok.
Pemerintah Negara Bagian New South Wales di Sydney masih menyarankan warga untuk bekerja dari rumah, jika masih memungkinkan.
"Berbagai inisiatif sedang dipertimbangkan, dan rencana terperinci bagi jaringan transportasi publik akan dipaparkan minggu ini, " kata seorang juru bicara Transport for NSW, dilansir abc.net.au, pada Kamis (14/5).
Menteri Transportasi Negara Bagian Queensland, Mark Bailey mengatakan, para pekerja telah dianjurkan agar kembali ke tempat kerja secara bertahap dengan jam kerja yang berbeda.
"Kita harus memantau ini dengan ketat, setiap pekan, setiap bulan, dan kami berencana dari awal untuk memastikan kita dapat bereaksi dengan baik," katanya.
Queensland dengan ibu kota Brisbane memperkirakan pengguna transportasi publik akan meningkat saat sekolah dibuka kembali.
Pengguna Transport Sudah Mulai Kembali
Sebelum pelonggaran, warga sudah semakin banyak melakukan kegiatan di luar rumah dan menggunakan transportasi umum.
"Kami melihat adanya peningkatan kecil jumlah pengguna transportasi publik minggu ini dan kami memantau dengan seksama, namun kami memperkirakan masih ada waktu untuk social distancing," kata Bailey.
Jumlah pengguna kereta di Queensland Tenggara, misalnya masih sekitar 20 persen dari kapasitas penuh sebelumnya, walau ada peningkatan menjadi 30 persen selama bulan lalu.
Pola yang sama terjadi juga di sistem transportasi di negara bagian lainnya.
Jaringan kereta layang di Canberra sudah mulai menunjukkan peningkatan pengguna.
Dalam pekan terakhir, penumpang naik 40 persen dibandingkan empat minggu sebelumnya, walau pihak berwenang masih menyarankan agar warga waspada.
Pandemi Mengubah Perilaku Berkendara
Adanya pandemi COVID-19 membuat banyak orang harus bekerja dari rumah.
Namun, sekarang setelah banyak yang melihat manfaatnya, telah menjadi kebiasaan baru yang terus akan dilanjutkan dan akan mempengaruhi penggunaan transportasi umum.
Pemerintah Inggris, mengakui sistem transportasi publik di London tidak akan mencukupi setelah pandemi berlalu.
Kapasitas setiap gerbong kereta bawah tanah (Tube), yang biasanya bisa membawa 125 penumpang, mungkin harus diturunkan untuk membawa 21 penumpang saja.
"Untuk membuat Inggris bergerak lagi tampaknya banyak di antara kita harus berpikir bagaimana dan kapan kita bepergian," kata Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps.
Beberapa negara Eropa seperti Belgia dan Italia, sekarang akan menghabiskan dana lebih besar untuk membangun infrastruktur sepeda.
Di Australia juga terjadi peningkatan kegiatan bersepeda selama beberapa pekan terakhir.
"Jelas sekali sekarang terlihat lebih banyak orang naik sepeda, saya kira sebagian dari mereka akan terus melakukan kegiatan tersebut," kata Menteri Transportasi Queensland. (abc.net.au)
Pep Guardiola Balas Ejekan Fans Liverpool dengan Enam Trofi ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengingatkan para penggemar Liverpo...