Loading...
DUNIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:35 WIB | Rabu, 15 April 2020

Trump Hentikan Pendanaan kepada WHO

Presiden AS Donald Trump menjawab pertanyaan selama pengarahan gugus tugas yang menangani virus corona di Gedung Putih di Washington, AS, Kamis(9/4). (Foto: Antara/Reuters//Jonathan Ernst)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Presiden Donald Trump, pada Selasa (14/4) mengatakan telah menginstruksikan pemerintahannya untuk menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), atas penanganan pandemi virus corona sementara pemerintahannya meninjau penanganannya terhadap krisis global itu.

Trump, pada konferensi pers Gedung Putih, mengatakan WHO telah "gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab." Dia mengatakan kelompok itu telah mempromosikan "disinformasi" China tentang virus yang kemungkinan mengarah pada penyebaran virus yang lebih luas daripada yang seharusnya terjadi.

Amerika Serikat adalah donor keseluruhan terbesar untuk WHO yang berbasis di Jenewa, menyumbang lebih dari $ 400 juta (Rp6,2 triliun) pada tahun 2019, sekitar 15 persen dari anggarannya.

Penghentian pendanaan itu, telah diperkirakan sebelumnya. Trump semakin kritis terhadap organisasi itu ketika krisis kesehatan global terus berlanjut, dan dia bereaksi dengan marah terhadap kritik terhadap cara penanganan pemerintahannya.

Keputusan itu langsung menuai kecaman. Presiden Asosiasi Medis Amerika Dr Patrice Harris menyebutnya "langkah berbahaya ke arah yang salah yang tidak akan membuat upaya mengalahkan COVID-19 lebih mudah", dan mendesak Trump untuk mempertimbangkan kembali.

Presiden Trump, menuduh WHO terlalu lunak dengan China pada masa-masa awal pandemi itu yang menyebabkan kematian yang tidak perlu dengan gagal memberlakukan larangan perjalanan ke China.

"WHO gagal dalam tugas dasar ini dan harus bertanggung jawab," kata Trump.

Korban tewas di AS akibat COVID-19, penyakit pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh virus itu, mencapai angka 25.700 pada Selasa(14/4). Sementara jumlah kasus terkonfirmasi yang diketahui mencapai lebih dari 600.000, menurut hitungan Reuters.

Jutaan orang Amerika telah kehilangan pekerjaan mereka, dan ekonomi AS telah lumpuh, karena warga telah tinggal di rumah dan kegiatan ekonomi diperintahkan untuk tutup, yang membayangi peluang pemilihan kembali Trump pada November.

WHO Perlu Sumber Daya Lebih

WHO adalah badan khusus PBB - badan internasional independen yang bekerja dengan PBB. Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pengumuman Trump.

WHO telah meminta lebih dari $ 1 miliar (Rp15,5 triliun) untuk mendanai operasi melawan pandemi. Badan ini membutuhkan lebih banyak sumber daya daripada sebelumnya, karena memimpin respons global terhadap penyakit tersebut.

Trump mengatakan, Washington akan membahas dengan mitra kesehatan global apa yang akan dilakukan dengan jutaan dolar yang biasanya masuk ke WHO, dan mengatakan Amerika Serikat akan terus terlibat dengan organisasi itu.

Trump telah lama mempertanyakan nilai-nilai Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mencemooh pentingnya multilateralisme ketika ia berfokus pada agenda "America First".

Sejak Trump menjabat, ia telah keluar dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Badan Budaya PBB (UNESCO), perjanjian global untuk mengatasi perubahan iklim dan kesepakatan nuklir Iran dan menentang pakta migrasi PBB.

Pemerintahan Trump pada 2017, memangkas pendanaan untuk Dana Kependudukan PBB (UNFPA), badan PBB yang membantu pengungsi Palestina (UNRWA) pada 2018 dan menunda kontribusinya pada badan penerbangan PBB tahun lalu.

Berdasarkan anggaran dua tahunan WHO periode 2018-1919, Amerika Serikat diharuskan membayar $ 237 juta (Rp3,7 triliun), yang dikenal sebagai kontribusi sesuai nilai, yang disesuaikan oleh Kongres - dan juga memberikan $ 656 juta (Rp10,2 triliun) dalam kontribusi sukarela, yang terkait dengan program-program tertentu.

Menurut situs WHO, kontribusi China untuk periode 2018-2019 adalah hampir $ 76 juta(Rp1,2 triliun) dan sekitar $ 10 juta (Rp156 miliar) dalam pendanaan sukarela. (Reuters/Ant)

 

 

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home