Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:40 WIB | Jumat, 27 Januari 2017

Trump Jelaskan Pelarangan Kedatangan Muslim

Presiden Donald Trump berpidato saat pelantikannya di Armed Services Ball pada 20 Januari 2017 di Washington, DC. (Foto: AFP)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM –  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu malam (25/01) mengatakan bahwa rencananya untuk membatasi kedatangan orang dari beberapa negara Muslim penting dilakukan karena dunia “dalam keadaan kacau”.

Saat diwawancarai ABC News, Trump membantah bahwa itu adalah larangan untuk Muslim. “Bukan, itu bukan larangan untuk Muslim, tetapi untuk negara yang sedang dilanda teror besar,” kata dia.

“Dan itu untuk negara yang didatangi orang-orang yang menimbulkan masalah besar bagi kami. Negara kami sudah memiliki banyak masalah tanpa kedatangan orang-orang ini, yang dalam banyak kasus atau beberapa kasus, ingin melakukan aksi pengrusakan,” kata dia.

Trump menolak untuk menyinggung negara-negara yang dia bicarakan, tetapi mengatakan dia yakin bahwa Eropa membuat kesalahan besar dengan mengizinkan jutaan orang-orang itu datang ke Jerman dan berbagai negara lain, "Dan yang perlu Anda semua lakukan adalah meninjaunya kembali, yang terjadi di sana adalah sebuah bencana.”

Menurut rancangan perintah eksekutif yang dipublikasikan di media AS, pengungsi dari Suriah akan dilarang dalam jangka waktu tak terbatas, program pengungsian AS akan ditangguhkan selama 120 hari, dan semua permohonan visa dari negara-negara yang dianggap sebagai ancaman teroris - Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman - akan dihentikan selama 30 hari.

Saat ditanya apakah Trump khawatir bahwa rencananya akan membuat marah Muslim di seluruh dunia. “Ada banyak kemarahan saat ini. Berapa banyak lagi kemarahan yang bisa Anda terima?” kata dia.

“Dunia dalam keadaan kacau. Dunia sudah mencapai puncak kemarahannya. Apa Anda pikir ini akan menambah kemarahan yang sudah ada? Dunia adalah tempat pelampiasan kemarahan. Semua itu sudah terjadi. Dunia sudah kacau.” (AFP/Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home