Loading...
HAM
Penulis: Prasasta Widiadi 12:36 WIB | Kamis, 27 Oktober 2016

Trump Pernah Bantu Keluarga Pendeta yang Pernah Dipenjara di Iran

Ilustrasi. Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump dari Partai Demokrat Hillary Clinton tengah berdebat pada acara debat calon presiden pertama di Hofstra University, Long Island, New York, Senin (26/09). (Foto: Antaranews.com/REUTERS/Mike Segar)

WASHINGTON D.C, SATUHARAPAN.COM – Pendeta keturunan Iran-Amerika Saeed Abedini mengungkapkan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump pernah membantu saat dia mengalami kesulitan di penjara di Iran.

Bantuan tersebut, menurut Christian Daily, hari Selasa (25/10) yakni berupa bantuan keuangan sekitar 10.000 dolar Amerika Serikat (AS) (Rp 130 juta) untuk keluarga Saeed Abedini yang tinggal di Amerika Serikat.  

Dalam postingan di Facebook pada hari Minggu (23/10) Abedini mendesak warga AS untuk memilih Trump, meskipun calon presiden tersebut saat ini termasuk sosok yang kontroversial.

Pendeta Iran-Amerika tersebut mengatakan Tuhan akan menggunakan ketidaksempurnaan dari seorang pemimpin seperti yang terdapat di Perjanjian Lama, dan hal itu dapat terjadi pada sosok miliuner properti tersebut, kata Abedini seperti dikutip kembali  The Christian Post.  

Pada Januari 2016 – menurut Christian PostAbedini dibebaskan dari penjara di Iran. Abedini dibebaskan setelah lebih dari tiga tahun mendekam di balik terali besi karena iman Kristennya, Abedini dibebaskan bersama tiga warga Amerika lainnya oleh pemerintah Iran sebagai bagian dari pertukaran tahanan.

Setelah mengungkapkan bahwa ia mendukung  Trump dalam pemilihan presiden tahun ini, Abedini mengatakan ia percaya Tuhan akan memberi pengurapan dan kemurahan bagi calon Presiden dari Partai Republik tersebut, dan saat ini Trump akan melalui proses pertumbuhan rohani.

Abedini melihat saat ini setiap hari banyak media semakin beramai-ramai mencaci dan mencerca  Trump.

Abedini menyamakan calon Presiden dari Partai Republik dengan pendiri kekaisaran Persia, Cyrus yang hidup di zaman modern.

Catatan Wikipedia menyebut Cyrus the Great atau Koresh adalah pendiri Kekaisaran Persia. Ia memulai kariernya selaku pejabat rendahan di bagian barat daya Iran, dia mendapat banyak kemenangan lewat pertempuran dan menguasai tiga kerajaan besar yaitu Media, Lydia dan Babilonia.

Abedini menyayangkan saat ini banyak yang mengecam Trump karena memiliki masa lalu yang dianggap buruk. Abedini mengatakan rakyat Amerika saat ini lupa bahwa negara mereka diselamatkan kasih karunia Tuhan.

“Alih-alih khawatir tentang pertumbuhan rohani orang lain, kita harus dengan rendah hati datang ke hadapan Tuhan dalam pertobatan dan kerendahan hati. Lalu kami harus percaya pemeliharaan-Nya untuk membangkitkan pemimpin yang menghormati Tuhan," kata Abedini dalam  Facebook-nya.

“Kami sama sekali tidak ingin menuding, karena  pilihan adalah urusan Tuhan dan, sepanjang sejarah, bahkan di dunia ini pernah hadir pemimpin seperti Cyrus, Tuhan telah menunjukkan bahwa dia selalu memimpin dengan baik,” kata Abedini.

Abedini menganggap pencalonan Trump dan Hillary Clinton merupakan cerminan buruknya masyarakat Amerika dengan Tuhan.

Saat banyak penginjil di Negeri Paman Sam menentang dua calon presiden, pendeta Amerika-Iran tersebut mengatakan – seperti yang diberitakan Christian Today – Tuhan akan memberikan orang pemimpin jahat jika rakyatnya juga jahat.

Dalam posting di Facebook beberapa waktu lalu,  Abedini mendesak Amerika Serikat  merendahkan diri di hadapan Tuhan sehingga mereka juga dapat mengharapkan orang lain untuk menjadi rendah hati.

Dia menasehati banyak orang berhenti menghakimi dan mengatasi masalah-masalah pribadi mereka (christiandaily.com)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home