Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 23:31 WIB | Senin, 21 November 2016

Turki Minta Dukungan NATO Melawan Gulenist dan Pemberontak Kurdi

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Foto: dok)

ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, meminta dukungan dari NATO dan negara Barat untuk melawan organisasi teroris. Namun yang dimaksud lebih pada  musuh politiknya, Fethullah Gulen dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

"Kami mengandalkan dukungan Anda dalam perjuangan kami melawan struktur FETO (Organisasi Teror Fethullahist)," kata Erdogan pada hari Senin (21/11) pada sidang tahunan Majelis Parlemen NATO di Istanbul, Turki, seperti dilaporkan media setempat, Hurriyet.

Turki menuduh ulama yang tinggal di Amerika Serikat, Fethullah Gulen, dan pendukungnya mendalangi upaya kudeta yang gagal pada 15 Juli. Turki melancarkan tindakan keras terhadap para pendukung Gulen, dan meminta ekstradisi Gulen dari AS dan pendukungnya dari negara lain. AS dan negara-negara lain sejauh ini dinilai Turki lambat bertindak untuk permintaan Turki.

"Kami mengharapkan dukungan Anda untuk perjuangan... terhadap semua organisasi teroris, pertama dan terutama Daesh (kelompok Negara Islam Irak dan Suriah / ISIS-Red.) dan PKK, yang bertindak bersama melawan nilai-nilai kemanusiaan," katanya.

Erdogan mengkritik Uni Eropa atas sikapnya pada PKK dan mendesak NATO yang bermarkas di Brussels mengambil tindakan untuk melarang kegiatan PKK di negara-negara anggota.

"Kami ingin Anda untuk mencegah anggota organisasi teror bertindak dengan leluasa di negara-negara Anda, membuat propaganda, dan memilih militan. Sebagai negara yang menjadi korban teror, kami tidak bisa mentolerir kenyataan bahwa PKK, yang oleh Uni Eropa dinyatakan sebagai organisasi teroris, bergerak leluasa di negara-negara anggota Uni Eropa dengan poster kepala teroris (Abdullah Ocalan-Red.) berada di pintu masuk gedung parlemen Eropa," kata Erdogan.

"Semua teman-teman kami harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. Jika tidak, teror pada satu hari juga akan memukul mereka seperti bumerang," katanya. Erdogan juga menyatakan bahwa kelompok-kelompok teroris di Irak dan Suriah juga menggunakan senjata dari negara-negara sahabat.

"Saya harus menjelaskan kebenaran itu di sini: Apakah Anda tahu bahwa ada senjata di tangan organisasi yang kita telah dinyatakan sebagai teroris di Irak dan Suriah yang diproduksi oleh teman-teman kita? Kita tahu semua senjata mereka, serta nomor seri mereka. Tetapi ketika kita memberitahu tentang hal ini, mereka tidak peduli," katanya.

Erdogan mengacu pada Partai Uni Demokrat Kurdi Suriah (PYD) dan sayap militernya, Unit Perlindungan Rakyat (YPG). Turki menuduh organisasi ini terkait dengan PKK, tapi Amerika Serikat bermitra dengan mereka dalam memerangi ISIS.

Erdogan menyebut Turki sebagai "penghalang" antara organisasi teroris dan seluruh dunia, terutama Eropa.  ‘’Jika kami gagal dalam pertempuran ini, jika penghalang ini runtuh, maka teroris akan memandikan seluruh dunia berada dalam api dan darah.’’

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home