Loading...
SAINS
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 13:24 WIB | Rabu, 21 September 2016

UGM Temukan Camilan Buah Peningkat Imunitas Tubuh

Ilustrasi: Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan hasil penelitian aplikasi ekstrak jamur tiram (Pleurotus Ostreatus) di UGM. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menemukan camilan yang berasal dari daun cincau hijau dan buah salak yang berfungsi meningkatkan mekanisme sistem kekebalan tubuh manusia.

"Ada banyak penemuan mahasiswa UGM yang berasal dari bahan-bahan sederhana yang dapat ditemukan di sekeliling kita, namun sangat berkontribusi bagi pembangunan Indonesia," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler UGM, Iva Ariani, di Yogyakarta, hari Rabu (21/9).

Senada dengan itu, mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Rendi Mahadi, mengatakan, daun cincau hijau memiliki senyawa yang menjadikan sel-sel makrofag tubuh lebih aktif dalam memakan patogen. Selain itu, juga aktif dalam menangkal radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh.

Rendi menjelaskan, mayoritas masyarakat Indonesia mengenal cincau hijau, yaitu makanan kenyal yang berasal dari perendaman daun cincau hijau, dan banyak digunakan sebagai campuran es buah. Selain memiliki rasa yang enak, lanjut dia, cincau juga kaya manfaat bagi kesehatan dalam meningkatkan imunitas tubuh.

"Melalui pengelolaan daun cincau hijau ini yang relatif sangat murah biayanya, diperoleh manfaat yang sangat tinggi bagi peningkatan mekanisme sistem kekebalan tubuh manusia," kata dia.

Ia menambahkan, esktrak daun cincau hijau memiliki berbagai senyawa metabolit sekunder seperti golongan senyawa tarpenoid, flavonoid, fenolik, dan tanin. Senyawa metabolit sekunder tersebut dikenal berfungsi sebagai imunomodulator dan antioksidan alami.

"Daun cincau hijau dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat dalam menjaga kesehatan tubuh, terutama bagi masyarakat yang memiliki aktivitas padat setiap harinya," ujar Rendi.

Sementara itu, Nurwachid Arbangi, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UGM, mengatakan, buah salak kaya akan kandungan senyawa polifenol dan flavonoid, yang mempunyai efek antikanker dan dapat mengaktifkan respons imun.

"Flavonoid diketahui dapat meningkatkan aktivitas proliferasi limfosit secara in vitro sehingga berpotensi sebagai agen imunomodulator. Melalui uji nitric oxide menunjukkan pemberian ekstrak salak dapat meningkatkan imunitas dalam dosis tinggi, sedangkan pemberian dalam dosis rendah akan menurunkan imunitas," katanya.

Meski masih perlu penelitian lebih lanjut, buah salak dapat digunakan sebagai alternatif obat peningkat sistem kekebalan tubuh. Dengan memanfaatkan buah salak yang jumlahnya melimpah di Indonesia diharapkan akan dapat mengurangi ketergantungan impor terhadap obat-obatan peningkat imunitas tubuh.

"Harapannya bisa digunakan sebagai alternatif terapi yang murah dan mudah didapat di Indonesia," tuturnya. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home