Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 06:27 WIB | Rabu, 22 April 2020

Uji Coba Obat COVID-19 di Australia Diperluas ke 80 Lebih Rumah Sakit

Rumah Sakit Royal Melbourne menguji kemanjuran lopinavir/ritonavir, yang saat ini digunakan untuk mengobati HIV, dan hidroklorokuin, yang digunakan untuk mengobati radang sendi sekaligus mencegah dan mengobati malaria, bagi pasien virus corona baru. (Foto: Alodokter)

SYDNEY, SATUHARAPAN.COM – Uji coba Australia untuk menguji efektivitas dua obat pada pasien COVID-19 dimulai di Rumah Sakit Royal Melbourne pada Selasa (21/4), dengan rencana diperluas ke lebih dari 80 rumah sakit.

Dipimpin Lektor Kepala Steven Tong, dokter penyakit menular di Rumah Sakit Royal Melbourne dan salah satu pemimpin penelitian klinis di Doherty Institute, penelitian itu akan menguji kemanjuran lopinavir/ritonavir, yang saat ini digunakan untuk mengobati HIV, dan hidroklorokuin, yang digunakan untuk mengobati radang sendi sekaligus mencegah dan mengobati malaria.

Pengujian laboratorium menunjukkan bahwa kedua obat tersebut dapat menghentikan perkembangan SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit COVID-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui potensi pengobatan yang dimiliki kedua obat itu. Namun, pengujian lebih lanjut masih diperlukan guna memastikan obat-obat itu aman dan efektif pada manusia.

AustralaSian COVID-19 Trial (ASCOT) itu akan menggandeng pasien di lebih dari 70 rumah sakit di seluruh Australia, serta 11 rumah sakit di Selandia Baru.

“Tujuan ASCOT adalah untuk menguji apakah pemakaian obat-obatan ini akan dapat mencegah memburuknya kondisi pasien hingga membutuhkan ventilator di unit perawatan intensif (ICU),” kata Tong.

“Kami telah merancang uji coba itu sedemikian rupa agar responsif dan adaptif. Ini berarti bahwa jika salah satu obat terbukti efektif, kita dapat mengadaptasi uji coba untuk fokus pada pengobatan itu. Sebaliknya, jika tidak efektif, atau menyebabkan efek samping yang parah, kita bisa menghentikannya.”

Penapisan (screening) dimulai pekan lalu untuk mengidentifikasi pasien-pasien memenuhi syarat yang akan menerima salah satu dari dua pengobatan potensial itu. Pasien-pasien lainnya tidak akan mendapat obat mana pun dan menjadi kontrol dasar.

“Sebagaimana sifat dari uji klinis, beberapa pasien tidak akan menerima obat mana pun, yang merupakan 'standar perawatan' saat ini bagi pasien COVID-19,” Tong menjelaskan.

“Kami berencana untuk melakukan uji coba di tempat-tempat lain di Australia pekan ini dan berkontribusi signifikan pada pengetahuan yang masih terbatas tentang pengobatan COVID-19.” (Xinhua/Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home