UKM Tenun Solok-Sumbar Rambah Pasar Daring
AROSUKA, SATUHARAPAN.COM - Usaha Kecil Menengah (UKM) tenun Padi Sarumpun di Nagari Sungai Jambur, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, mulai merambah pemasaran online atau dalam jaringan dalam rangka meningkatkan omzet mereka.
"Alhamdulillah, tenun kami sudah dipasarkan sendiri, ada permintaan dari Pemda, pesanan perorangan ataupun pemasaran melalui online seperti Bukalapak atau Shoppee," kata Koordinator kelompok tenun Padi Sarumpun, Zarti Dewita di Koto Baru, Jumat (22/11).
Zarti Dewita menyebutkan motif khas di kelompok tenunnya yaitu "padi sarumpun". Untuk songket biasa bisa dihasilkan dalm waktu seminggu, sedangkan songket kristal bersulam membutuhkan waktu hingga dua minggu, dan dua minggu pula untuk selendangnya.
Kelompok tenun Padi Sarumpun memiliki anggota sekitar 20 orang, dan dapat menghasilkan produksi songket mencapai 65 helai per bulan.
Dewi mengatakan, untuk penjualan sehelai songket biasa dihargai sekitar Rp500 ribu. Sedangkan untuk songket kristal dihargai dari Rp500 ribu hingga Rp3,5 juta tergantung bahan, motif dan kerumitan motifnya. Omzet dalam sebulan mencapai Rp20 juta hingga Rp25 juta.
Kelompok tenunnya juga sudah mengikuti berbagai pameran ke luar kota, seperti Medan, Jakarta dan Batam.
Menurut dia, bisanya masyarakat setempat menenun karena mendapatkan alat tenun dan pelatihan dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Solok sekitar tahun 2016.
Untuk mengembangkan usaha kelompoknya, pihaknya mendapat bantuan modal dari Kementerian Perdagangan dan Perindustrian pada tahun 2017, 2018, dan 2019.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya terkadang terkendala dengan tenaga kerja sehingga bisa terlambat memproduksi songket. Misalnya, para penenun yang juga merupakan petani ketika musim tanam atau panen, harus ke sawah sehingga terkadang vakum menenun karena harus ke sawah.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan, Kabupaten Solok, Eva Nasri melalui Kepala Bidang (Kabid) UKM, Dien Rillawati menyebutkan pihaknya selalu berusaha mendorong perkembangan berbagai UKM sehingga lebih maju dan produktif.
"Hingga saat ini dari data kami ada sekitar 12.985 UKM di Kabupaten Solok dengan dominan usaha perdagangan seperti makanan ringan dan kerajinan tangan," sebut Eva Nasri.
Eva mengatakan pada 2019, dinasnya juga memberikan pelatihan kewirausahaan seperti manajemen keuangan untuk mendukung pengetahuan UKM. Pelatihan terakhir pada 30 Juni hingga 2 Juli 2019, yang diikuti 35 UKM dari berbagai bidang. (Ant)
Susu Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa konsumsi susu yang tidak...