UNHCR: 10.000 Migran Tewas di Laut Mediterania
SATUHARAPAN.COM – Lebih dari 10.000 orang tewas dalam perjalanan berbahaya mencoba melintasi Laut Mediterania menuju Eropa sejak 2014, menurut laporan PBB, hari Selasa (7/6).
Sejak awal 2014, ketika fenomena pengungsi ke Eropa meningkat di Mediterania, 10.000 orang meninggal ketika menyeberang laut tersebut, kata juru bicara badan pengungsi PBB (UNHCR), Adrian Edwards.
UNHCR, seperti dikutip AFP, mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Mediterania meningkat tajam pada tahun 2016, yaitu sebanyak 2.814 orang sejak awal tahun ini, menyusul total 3.771 pada tahun 2015, dan 3.500 tahun sebelumnya.
Total korban di Mediaterania mencapai 10.085 orang dalam waktu kurang dari dua setengah tahun. "Ini jelas merupakan jumlah kematian yang mengerikan yang terjadi di Mediterania, di perbatasan Eropa dalam beberapa tahun terakhir," kata Edwards.
"Ini sangat mengkhawatirkan," katanya dan menyerukan badan dunia untuk menemukan "alternatif dan sarana mengatasinya.
"Ini terjadi, dan tidak berhenti. Mereka perlu solusi untuk mencegah terus terjadinya kehilangan kehidupan,’’ katanya.
Sementara itu, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan bahwa korban tewas tahun ini sudah mencapai seribu lebih banyak di atas angka 1.838 kematian tercatat selama paruh pertama 2015.
Pada hari Senin, total 206.400 pengungsi dan migran tiba di Eropa sejak awal tahun ini, terutama yang mendarat di Yunani dan Italia, kata organisasi iti, dikutip AFP.
Setelah kapal karam terbaru dari pulau Kreta Yunani Jumat lalu, IOM mengatakan sekitar 320 orang masih hilang, dan diduga tenggelam.
Tim menyelamatkan sekitar 340 orang, tetapi tidak ada kepastian angka jumlah penumpang pada kapal itu.
Menurut IOM berdasarkan kesaksian beberapa korban, diyakini ada 648 atau 650 pria, perempuan dan anak-anak di dalam kapal.
Yang selamat, menurut juru bicara IOM, Joel Millman, yakin dengan jumlah itu, karena penyelundup dua kali menghitung sebelum keberangkatan.
Dia mengatakan, korban menceritakan kisah mengerikan, termasuk seorang pria yang berangkat dengan istri dan tiga anak yang menitipkan putrinya yang berusia tiga tahun ke migran lain, karena dia takut tidak akan selamat. Anak perempuan itu selamat, tapi seluruh keluarganya tewas.
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...