Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 19:32 WIB | Sabtu, 24 Januari 2015

Vaksin Eksperimental Ebola Pertama Dikirim ke Liberia

Seorang perawat menyuntikkan vaksin eksperimental Ebola di Rumah Sakit Universitas Lausanne (CHUV) di Lausanne, Swiss, Selasa (4/11). Vaksin Ebola GlaxoSmithKline dicoba disuntikkan pada 120 relawan sehat yang kemudian dipantau selama enam bulan untuk melihat keamanan dan efisiensi vaksin.(Foto: antara/ rtrs)

LONDON,SATUHARAPAN.COM - Produk pertama vaksin eksperimental ebola dikirim ke Liberia, negara Afrika Barat yang paling parah.
Perusahaan farmasi multinasional Inggris, GlaxoSmithKline (GSK), menyatakan 300 vial calon vaksin produksi awal itu, akan digunakan untuk pengujian skala besar pertama beberapa pekan mendatang.
Menurut GSK, vaksin eksperimental itu sudah diuji di Inggris, Amerika Serikat, Swiss dan Mali. Sekitar 200 relawan kesehatan terlibat dalam pengujian itu.
Perusahaan itu menyebutkan, data hasil percobaan menunjukkan, vaksin eksperimental itu memiliki profil keamanan yang bisa diterima.
GSK mengatakan pengujian skala besar akan dipimpin oleh pusat riset bioteknologi Amerika Serikat, National Institutes of Health (NIH). Sampai 30.000 orang, termasuk petugas kesehatan terdepan, akan terlibat dalam pengujian itu dan sepertiganya akan mendapat calon vaksin ebola GSK.
"Jika calon vaksin bisa melindungi seperti yang diharapkan, itu akan memberikan sumbangan bermakna dalam upaya untuk mengendalikan epidemi dan mencegah wabah di masa depan," kata Moncef Slaoui, kepala vaksin global GSK, seperti dilansir kantor berita Xinhua.

"Penting diingat vaksin ini, masih dalam pengembangan, dalam kampanye vaksinasi massal.
Pada masa mendatang akan bergantung pada WHO, para regulator dan pemangku kepentingan yang lain , apakah calon vaksin dapat memberikan perlindungan terhadap ebola,  tanpa mengakibatkan efek samping signifikan, dan seberapa cepat vaksin dalam jumlah besar bisa diproduksi," katanya.
Menurut data terkini Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), sebanyak 21.724 kasus ebola dikonfirmasi di sembilan negara dan 8.642 orang meninggal dunia akibat infeksi virus itu. Kasus paling banyak terjadi di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.
Saat ini penularan virus itu sudah melambat. Liberia yang semula menjadi pusat epidemi penyakit mematikan itu tinggal memiliki lima kasus yang dikonfirmasi positif ebola pada Jumat (23/1).
"Artinya kita menuju nol kasus, jika semua berjalan baik, jika tidak ada lagi orang yang sakit di tempat lain," kataWakil Menteri Kesehatan Liberia Tolbert Nyenswah, yang memimpin satuan tugas pengendalian ebola di negaranya. (Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home